Maryono Dicopot Dari Dirut BTN,'Saya Ini Adalah Prajurit'
Menanggapi perombakan itu, Maryono mengatakan tidak mempermasalahkan sama sekali keputusan para pemegang saham di BTN.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara ( BTN) Persero dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) resmi mencopot Maryono sebagai Direktur Utama dan digantikan oleh Suprajarto, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
RUPSLB tersebut berlangsung di Menara BTN, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Menanggapi perombakan itu, Maryono mengatakan tidak mempermasalahkan sama sekali keputusan para pemegang saham di BTN.
Kendati masa jabatan seharusnya berakhir pada 2022, periode kedua ia menjabat.
"Ini adalah kewenangan dari Kementerian BUMN sebagai pemagang mayoritas saham," kata Maryono seusai mengikuti RUPSLB.
Maryono mengungkapkan, dirinya belum mengetahui kemana akan mengabdi selanjutnya. Semua keputusan mengenai penempatan dan posisi apa yang akan diemban tergantung pada Kementerian BUMN.
"Saya tidak tahu, saya ini adalah prajurit, semuanya kita serahkan kepada Kementerian BUMN yang mempunyai saham mayoritas, yang menetapkan," ujarnya.
Sebagai prajurit, ungkap Maryono, ia selalu siap dan bersedia atas jabatan apapun yang akan diberi serta dipercayakan. Sehingga, usai dicopot dari tampuk pimpinan di BTN akan menunggu kelanjutan berikutnya.
"Bahwa, saya sebagai prajurit akan ikut dan mengikuti daripada apa yang penugasan yang diberikan kementerian," sebutnya.
Selain itu, Maryono juga menyampaikan tidak pernah memilih dan meminta sebuah jabatan kepada siapa pun termasuk sebagai direktur utama. Maryono pun berharap BTN bisa lebih baik ke depannya ditangan pimpinan baru.
"Saya dari dulu sebagai prajurit, di mana saja saya selalu ikut. Saya tidak pernah memilih dan tidak pernah meminta," imbuhnya.(Murti Ali Lingga)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dicopot dari Dirut BTN, Maryono Bilang "Saya adalah Prajurit..."",