Laporan Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi RI Lesu karena Terlalu Fokus Kurangi Defisit
Bank Dunia menilai, pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disebabkan upaya penurunan defisit transaksi berjalan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin tertekan sepanjang tahun ini di tengah perlambatan ekonomi global.
Selain risiko perekonomian dan geopolitik global yang makin tinggi, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disebabkan oleh lemahnya produktivitas dan pertumbuhan tenaga kerja yang melambat.
Di samping itu, Bank Dunia menilai, pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga disebabkan oleh upaya penurunan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Bank Dunia memandang, penurunan CAD bukan solusi utama untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia.
“Solusinya adalah meningkatkan foreign direct investment (FDI),” terang Bank Dunia dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Kamis (5/9/2019).
Baca: 14 Tahun Lalu Pesawat Mandala Jatuh di Medan Karena Ini, Bukan Dipicu Muatan Durian
Bank Dunia menyebut, penurunan CAD sama dengan penurunan pertumbuhan PDB.
Secara teori, neraca transaksi berjalan merupakan tabungan (savings) dikurangi investasi (investment).
Baca: Dua dari 3 Fakta Baru Temuan Polisi: Truk Overload 25 Ton, Sopir Panik Tak Aktifkan Rem Angin
Untuk mengurangi CAD, Indonesia membutuhkan kombinasi tingkat tabungan yang lebih tinggi dan investasi yang lebih rendah. Tingkat tabungan yang lebih tinggi artinya masyarakat lebih sedikit melakukan konsumsi.
Baca: Ini Penjelasannya, Mengapa Laka Maut Sering Terjadi di Sekitar KM 91-92 Tol Purbaleunyi
Sementara, investasi yang lebih rendah berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi baik untuk saat ini maupun di masa depan.
Pada dasarnya, Bank Dunia mengatakan, mengimpor modal untuk membiayai pertumbuhan investasi yang lebih tinggi bukanlah masalah.
“Yang menjadi masalah adalah Indonesia membiayai CAD dengan arus modal yang volatile dari investor portofolio,” terang Bank Dunia.
Seharusnya, pengurangan CAD dipacu oleh arus masuk modal yang lebih stabil seperti FDI yang berorientasi ekspor.
Selain tidak mudah keluar dan masuk layaknya investasi portofolio, FDI juga menciptakan lapangan pekerjaan di dalam negeri yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Sayang, sampai saat ini arus masuk FDI ke Indonesia kecil. Dalam lima tahun terakhir, Bank Dunia mencatat, rata-rata arus masuk FDI ke Indonesia hanya 1,9% terhadap PDB.
Level ini jauh di bawah Kamboja yang 11,8% dari PDB, Vietnam 5,9%, Malaysia 3,5%, dan Thailand 2,6% terhadap PDB.
Reporter: Grace Olivia
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Bank Dunia: Terlalu fokus kurangi CAD, pertumbuhan ekonomi Indonesia lesu