Pertamina Siapkan Tiga Pilar Strategi Bisnis Hulu Hadapi Tantangan Global
Komitmen tersebut dilakukan demi menjamin keamanan dan pasokan energi nasional meski ditengah situasi perubahan kebutuhan dan tantangan global.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan, bisnis hulu Pertamina yang saat ini ditopang oleh anak usaha PEP, PEPC, PHE, PHI, dan PIEP akan terus menambah produksi minyak dan gas bumi agar dapat lebih banyak lagi memberikan kontribusi bagi negara.
Komitmen tersebut dilakukan demi menjamin keamanan dan pasokan energi nasional meski ditengah situasi perubahan kebutuhan dan tantangan global.
"Sebagai perusahaan migas terintegrasi, peningkatan produksi minyak dan gas Pertamina tentunya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan energi nasional," katanya dalam acara Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-43 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Menurut Dharmawan untuk menghadapi tantangan global Pertamina menerapkan tiga pilar strategi bisnis hulu.
Baca: Hari Pelanggan Nasional, Pertamina Semangat Ajak Konsumen Move On ke Pertamax Series
Pertama, Managing Base yakni mengelola produksi migas di aset domestik yang ada.
Menurutnya, sebanyak 49,25 persen lapangan tersebut telah beroperasi lebih dari 50 tahun dan masih berproduksi hingga kini.
Lapangan existing yang sudah mature tersebut bersifat die-hard dan dikelola oleh insan Pertamina yang die-hard pula.
Lapangan itu pun masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Pertamina sekaligus bagi negara, baik langsung maupun melalui kontribusi pajak.
"Melalui strategi ini, Pertamina hendak memastikan bahwa semangat, perhatian terhadap detail, tekad, ketekunan, dan kegigihan merupakan kunci keberhasilan dalam mengoperasikan lapangan tersebut," tegasnya.
Kedua, tambah Dharmawan, Pertamina akan melakukan Stepping Out atau melangkah keluar untuk menemukan lapangan baru, dengan cara non-organik melalui M&A (Merger and Acquisitions) dan New Exploration Frontiers.
Menurut Dharmawan, penemuan eksplorasi oleh PHE Nunukan pada tahun 2017 dengan potensi 1 TCFG dan ~80 MMBO diikuti oleh upaya konsisten untuk mencari peluang baru.
Pada tahun 2019, Pertamina kembali mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengeksplorasi blok Maratua yang berdekatan dengan penemuan baru di blok Nunukan.
“Di bawah kontrak kerja sama Jambi Merang, komitmen pasti eksplorasi Pertamina sebesar US$240 juta merupakan tonggak penting yang terbesar dalam sejarah. Tahun ini, survei seismik 2D sepanjang 32.000 km akan dilakukan untuk menggali potensi eksplorasi tersembunyi dari ujung barat hingga timur Indonesia," imbuhnya.
Ketiga, Pertamina memulai Energy Transitions (transisi energi), yaitu bertransisi ke energi terbarukan dalam rangka mendukung penuh cita-cita Pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan energi nasional tahun 2025 dan 2050, sebagaimana tertuang dalam RUEN (Rencana Umum Energi Nasional).
“Kontribusi kami dalam hal ini adalah melalui pengembangan energi panas bumi dengan menggandakan target peningkatan kapasitas pada tahun 2025,” pungkasnya.