Setelah Jawa dan Betawi, Gebyar Pernikahan Indonesia ke-12 Angkat Budaya Aceh, Ini Keunggulannya
Setelah sukses membawakan budaya Jawa dan Betawi, Parakrama Organizer kembali menyelenggarakan Gebyar Pernikahan Indonesia ke-12.
Penulis: Sugiyarto
Kepala BPPA Almuniza Kamal mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan Gebyar Pernikahan Indonesia ini, apalagi kali ini menyuguhkan pernik kebudayaan pernikahan dari daerah Istimewa Aceh.
“Kami senang dan menyambut baik kerja sama ini, karena membantu dalam memperkenalkan kebudayaan Aceh kepada masyarakat luas." katanya.
Almuniza Kamal berharap, kerja sama ini dapat membangkitkan rasa cinta generasi muda akan budaya asli Indonesia, khususnya Aceh. "Dan mampu memberikan inspirasi kepada calon pengantin untuk pesta pernikahannya,” ujar Alumuniza
Hal senada disampaikan Ketua Umum Hastana Indonesia Gandi Priapratama yang meyambut baik menyambut baik penyelenggarakan GPI ini.
Disebutkan sebagai asosiasi yang menbawahi seluruh perusahaan penata acara pernikahan (wedding organizer) terbaik dan terpercaya di Indonesia, pihaknya berharap bisa bertemu dengan para vendor pernikahan lainnya agar dapat menjalin kerja sama yang baik guna mewujudkan pesta pernikahan para pengunjung.
“Selain itu, kami juga ingin berbagi tips khusus kepada calon pengantin agar terhindar dari masalah-masalah yang akhir-akhir ini banyak terjadi yaitu penata acara pernikahan melakukan wan prestasi sehingga merugikan calon pengantin,” kata Gandi.
Cut Yunisa Yoesoef, pemilik dekorasi Cut Marlyn mengatakan, untuk melengkapi kemegahan dan kemewahan dari prosesi pernikahan Aceh, kami akan mempersembahkan pesona dekorasi pelaminan dari wilayah pesisir, yaitu wilayah Tapak Tuan, Aceh Selatan.
Pelaminan ini biasanya terletak di depan kamar pengantin yang dihiasi oleh beberapa sulaman benang emas dan hiasan yang tergantung, di mana hiasan–hiasan ini banyak mengandung unsur yang bernafaskan Islam dan sarat akan makna, pesan serta doa untuk sang pengantin.
Selain dekorasi yang megah dan mewah, satu elemen yang tidak boleh dilupakan adalah musik, karena musik dapat menambah keromantisan dan kemeriahan sebuah pesta perkawinan.
“Pada acara pembukaan GPI ke–12, kami akan mempersembahkan musik modern dengan sentuhan gaya Aceh guna memberikan nuansa hangat namun modern dan bersahabat bagi para calon pengantin yang hadir,” kata Direktur Dewwi, Jenesbi Gule Meliala.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.