Dukung Industri Baja Nasional, Kementerian Perindustrian Tinjau Pabrik Baja di Bekasi
Ia menuturkan kebutuhan baja di Indonesia mencapai sekitar 14 ton. Tetapi produksi baja dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar 7 ton
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Jajaran Kementerian Perindustrian melakukan kunjungan kerja ke pabrik baja dalam negeri di Kawasan Industri Delta Silicon, Lippo Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (4/10/2019).
Pabrik baja dalam negeri itu yakni PT Tata Metal Lestari yang merupakan pabrik continuous coating line untuk baja lapis zinc-alumunium dengan merek Nexalume.
Pabrik itu direncanakan akan beroperasi secara resmi mulai 9 Oktober 2019.
Staf Khusus Menteri Bidang Investasi & Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan kunjungan itu juga untuk memantau kesiapan operasional produksi maupun sebagai bentuk dukungan terhadap pabrik baja dalam negeri.
"Diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan industri baja dalam negeri.
Apalagi mereka ini menggunakan teknologi yang canggih, modern dan berstandar industri 4.0," ujar dia kepada awak media usai berkeliling ke lokasi produksi baja, dilansir Warta Kota, Jumat (4/10/2019).
Ia menyakini PT Tata Metal Lestari yang mampu memproduksi sebesar 225.000 ton per tahun dan memiliki investasi sebesar Rp 1,5 triliun ini, mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur dan konstruksi nasional, khususnya dalam hal ketersediaan bahan baku baja lapis zinc- aluminium di Indonesia.
"Pemerintah dalam hal ini kami (Kementerian Perindustrian), akan mendukung dan melakukan pembinaan agar baja mereka bisa memenuhi kebutuhan baja nasional, bahkan kedepannya bisa melakukan ekspor," jelas dia.
Ia menuturkan kebutuhan baja di Indonesia mencapai sekitar 14 ton. Tetapi produksi baja dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan sebesar 7 ton.
Hal itulah yang menyebabkan masih terjadinya impor baja.
Akan tetapi, pihaknya bersama Kementerian Perdagangan akan membuat kebijakan maupun pendampingan agar para perusahaan baja dalam negeri ini bisa lebih banyak lagi memproduksi baja untuk memenuhi kebutuhan baja Indonesia.
"Saya yakin, kalau ini ditingkatkan perusahaan baja dalam negeri mampu bersaing dan lebih banyak produksi bajanya.
Kita dorong terus agar sejumlah proyek pembangunan infrastruktur lebih mengutamakan penggunaan baja dalam negeri," kata dia.
Vice President PT. Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi mengatakan perusahaannya merupakan perluasan usaha Tatalogam Group, yang selama 25 tahun telah berkontribusi yang telah mengatapi nusantara sebagai produsen genteng metal dan baja ringan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.