Goers Experience Manager: Solusi Pengelolaan Event, Atraksi dan Bisnis Experience
Siapapun yang memiliki pengalaman untuk berbagi dengan orang lain dapat membuat acara dan mengembangkan melalui GEM.
Editor: Hasanudin Aco
9]. Platform untuk promosi, seperti email blast, aplikasi Goers, website Goers, media sosial, push notif, dan lainnya.
10]. Kustomisasi tiket, penyediaan alat pendukung, dan man power jika diperlukan.
“Semua teknologi, layanan, dan fitur yang ada di GEM dibuat untuk memenuhi kebutuhan pelaku bisnis experience tapi juga pada akhirnya memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi user atau konsumen. Itu adalah tujuan utama yang menjadi inti dari Goers dan GEM”, ujar Niki Tsuraya Yaumi, selaku Chief Operational Officer Goers.
Testimonial dari beberapa partner bisnis experience Goers yang menggunakan GEM
Drs. Samsul Widodo, MA, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengatakan Goers Experience Manager (GEM) menjadi platform yang akan sangat membantu Pemerintah Daerah untuk mengelola event tradisional daerah yang saat ini belum ditangani secara baik.
"Kerjasama pengembangan pariwisata bersama GOERS menjadi salah satu model kolaborasi pariwisata yang kami anggap efektif, terutama untuk menutupi kelemahan promosi di Daerah Tertinggal," ujarnya.
Saat ini, pihaknya bekerjasama dengan Goers dalam hal digitalisasi Desa Wisata, direktori event tradisional, dan promosi yang mengangkat potensi desa wisata agar bisa diketahui secara lebih luas.
"Melalui GEM, kami berharap seluruh event dan experience pariwisata di daerah tertinggal nantinya bisa menjadi salah satu peluang bagi upaya peningkatan ekonomi masyarakat setempat," katanya.
Ifa Isfansyah (Filmmaker, Sutradara, Festival Director dari Jogja-Netpac Asian Film Festival/JAFF) mengatakan di tahun ke-14 ini, JAFF bekerjasama dengan Goers sebagai bentuk perkembangan yang lebih baik untuk festival dan penonton
"Tidak hanya ticketing, Goers juga menyediakan database penonton. Hal itu sangat penting yang tidak bisa kami lakukan sebelumnya," katanya.
Selama 13 tahun berjalan, penonton JAFF telah mencapai 15.000 orang.
"Tapi, kami tidak pernah mempelajari data penonton kami sendiri untuk evaluasi. Setiap kali program festival keluar, website kami down karena banyak orang yang mencoba masuk," ujarnya.
Dengan apresiasi yang begitu tinggi, pihaknya sadar perlunya akses informasi yang mudah dan sistem ticketing yang lancar.
"Bekerjasama dengan Goers telah menjadi solusi atas permasalahan yang festival ini hadapi selama 13 tahun. Dengan sistem ticketing yang lebih baik, saya berharap literasi film melalui JAFF bisa semakin luas," katanya.
Ponirin Ariadi Limbong, Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda dan Kepramukaan, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta mengatakan teknologi Goers itu merupakan inovasi untuk meningkatkan kreativitas pemuda dalam membuat dan mengelola kegiatan-kegiatannya.
"Bahkan pemuda di tingkat RW sekarang bisa bikin event atau aktivitas sendiri dengan mudah. Mereka yang tadinya ragu dan merasa memiliki banyak tantangan, jadi terbantu dan lebih percaya diri untuk memulai dan mewujudkan event dan kegiatannya. Goers melalui GEM benar-benar menjadi suport yang penting dalam ruang gerak dan tumbuh para pemuda untuk mewujudkan kreasi mereka," ujarnya.