Hospitality Indonesia Dorong Peningkatan Transaksi Industri Furnitur
Tahun 2016 nilai ekspor furnitur tercatat mencapai 1,60 miliar dolar AS, kemudian naik pada tahun 2017 menjadi 1,63 miliar dolar AS.
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekspor industri furnitur Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun 2016 nilai ekspor furnitur tercatat mencapai 1,60 miliar dolar AS, kemudian naik pada tahun 2017 menjadi 1,63 miliar dolar AS.
Sementara pada 2018 naik sebesar 4 persen menjadi 1,69 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 24 triliun jika dihitung dengan kurs Rp 14.200 per dolar AS.
Untuk terus mendorong peningkatan transaksi diselenggarakan Hospitality Indonesia.
Digelar sejak 23 Oktober - 26 Oktober 2019 atau selama empat hari di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pameran ini mengusung konsep Business to Business (B to B).
Baca: Kementan Desain Kawasan Buah dan Tanaman Hias Orientasi Ekspor
"Selain meningkatkan transaksi industri furnitur, pameran ini sekaligus sebagai pemicu pertumbuhan pariwisata di Indonesia," tutur Presiden Direktur Traya Eksibisi Internasional, Bambang Setiawan saat pembukaan pameran, Rabu (23/10/2019).
Kementerian Perindustrian sendiri terus mendorong industri furnitur terutama kerajinan lokal.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Abdul Rochim mengatakan perlu kerja keras untuk melakukan inovasi agar industri bisa survive dan berkembang secara berkelanjutan serta meningkatkan Global Bisnis Inisiatif.
"Inovasi sangat penting, apalagi industri furnitur erat sekali hubungannya dengan inovasi dan terus berkembang secara dinamis mengikuti perkembangan masyarakat," terang Rochim.
Untuk terus meningkatkan inovasi dan update kreasi desain dari industri furnitur, Kemenperin juga mendorong dilakukannya RnD (Research and Development).
"Inovasi dan kreasi desain dapat menjadi nilai tambah suatu furnitur," ungkap Dirjen Industri Agro Kemenperin.