Sri Mulyani: You Better Change atau Kamu Punah
Dan ketika itulah dirinya menyadari bahwa perubahan harus dilakukan di dalam pemerintahan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa terusik ketika dirinya dilantik bersebelahan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Sebab, usia Nadiem relatif lebih muda dibanding dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju lain, yaitu 36 tahun.
Sementara saat ini, Sri Mulyani sendiri telah berusia 57 tahun.
"Saya ketika pelantikan berdiri dengan menteri yang usianya baru 35 tahun itu menandakan saya sudah miles away," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Baca: Hotman Paris Bongkar Masa Lalunya dengan Ayah Nadiem Makarim Saat Dinner di Resto Kakak Mendikbud
Baca: Video Polisi Dilempari Kotoran saat Demo Mahasiswa, Teman Veronica Tan Beri Nadiem Makarim PR Besar
Sri Mulyani mengatakan, ketika berdiri di samping Nadiem, dirinya berdiskusi mengenai perubahan dengan dia.
Dan ketika itulah dirinya menyadari bahwa perubahan harus dilakukan di dalam pemerintahan.
"Itu membuat kita sadar bahwa perubahan itu adalah keniscayaan," ujar dia.
Sri Muyani pun kembali memberi peringatan kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk melakukan perubahan.
Baca : Ucapan Saat Pilpres 2019 Ini Diungkit, Menhan Prabowo yang Baru Seminggu Dilantik Akan dipanggil DPR
Perubahan tersebut meliputi inovasi dan efektifitas dalam bekerja. Apalagi, dengan bantuan teknologi perubahan bisa dilakukan dengan lebih mudah.
"Saya ingin kembali mengingatkan kepada jajaran kementerian keuanngan, meski punya menetri yang sama, dan Wamen dari dalam, bukan berarti hidup Anda akan tenang-tenang saja. You better change atau kamu punah," ujar dia seperti dikutip dari artikel Kompas.com "Sri Mulyani Merasa Resah Ada Nadiem di Kabinet, Mengapa?".
Kerja dan hati-hati
Sri Mulyani juga mengingatkan akan buahnya di Kementerian Keuangan agar meningkatkan kinerja, termasuk dalam pengelolaan APBN 2019 agar tetap berhati-hati dan tepat sasaran demi mengantisipasi ancaman resesi global di depan mata.
Dia mengatakan, ekonomi dunia saat ini mengadapi tekanan yang jika sampai terjadi resesiakan berdampak pada banyak sektor yang selama ini mendukung perekonomian Indonesia.