BI: Defisit Transaksi Berjalan Bisa Ditekan Lewat Genjotan Sektor Pariwisata
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menilai defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) bisa ditekan melalui sektor pariwisata
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menilai defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) bisa ditekan melalui sektor pariwisata.
Dalam workshop bertajuk 'Accelerating Infrastructure Development', ia mengatakan Indonesia memiliki potensi yang begitu besar pada sektor satu ini.
"Secara paralel, kita harus menggenjot pariwisata, karena saya yakin Indonesia begitu banyak potensi wisatanya," ujar Rosmaya, di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019).
Menurutnya, pemerintah harus memiliki formula untuk menggenjot sektor pariwisata agar bisa menekan CAD.
Ada beberapa hal yang ia sebut mampu mewujudkan peningkatan sektor pariwisata dan ia menamakannya sebagai '3A-2P'.
3A-2P itu meliputi Akses, Atraksi, Amenitas, Promosi serta Pembiayaan.
Satu di antara elemen yang bisa mendongkrak sektor pariwisata itu adalah Akses.
Baca: Jurus Menteri Airlangga Kurangi Defisit Transaksi Berjalan
Lokasi wisata yang indah tentunya hsrus didukung pula dengan kemudahan Akses.
"Tiga A itu pertama adalah Akses, walaupun tempatnya indah, tapi aksesnya susah seperti Raja Ampat itu aksesnya susah," kata Rosmaya.
Kemudian selain itu, ada dua elemen P yang turut mendukung yakni Promosi dan Pembiayaan.
Karena saat ini Indonesia tengah fokus memperkenalkan potensi destinasi wisata lainnya yang disebut 'Bali Baru'.
"Pertama adalah Promosi, kita terus mempromosikan 10 Bali Baru. Berikutnya adalah Pembiayaan, kita hadir untuk menarik bagaimana kita bisa mendapatkan pembiayaan, seperti apa visibility kita dapatkan," jelas Rosmaya.
Perli diketahui, pada kuartal II di tahun 2019, CAD mengalami kenaikan menjadi USD 8,4 miliar.
Angka ini naik dari USD 7 miliar pada kuartal I tahun 2019.