Investasi Digital di Indonesia Telah Meningkat Hingga 200 Persen
Investasi digital di Indonesia berkembang berkembang cukup pesat, tahun ini pertumbuhan investasinya bahkan disebut telah mencapai 200 persen
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Investasi digital di Indonesia berkembang berkembang cukup pesat, tahun ini pertumbuhan investasinya bahkan disebut telah mencapai 200 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Chief Executive Officer dan Founder SIRCLO, Brian Marshal dalam keterangan persnya, Kamis (14/11/2019).
“Sekarang, pertumbuhan industri e-commerce Indonesia sedang dalam masa pesatnya. Di Indonesia, kami melihat masih banyak pemain lokal yang memiliki potensi untuk bertumbuh pesat, yang apabila kita dukung dengan teknologi dan kolaborasi informasi seperti ini mampu memaksimalkan potensi dan ekspansi bisnis mereka,” jelas Brian.
Brian Marshal mengatakan, salah satu informasi utama yang dibagikan Brian dan timnya di SIRCLO adalah kenaikan 200% investasi digital di Indonesia dari tahun ke tahun.
“Kenaikan jumlah dan nilai investasi ini paling jelas terlihat pada sektor e-commerce, yang menyumbang 58% dari total nilai investasi keseluruhan di tahun 2018 atau sekitar US$3 miliar (Rp42 triliun), diikuti sektor transportasi sebesar 38%,” ungkap Brian dalam laporan e-commerce mereka berjudul “Navigating Market Opportunities in Indonesia’s E-Commerce,” ujarnya.
Baca: Tokopedia Lebih Pilih Go Local daripada Go Global, Terjun ke Desa-desa Lebih Asyik
Baca: Sirclo Luncurkan Connexi untuk Permudah Pengelolaan Toko Online di Marketplace
Baca: Investasi Emas Digital Sekarang Bisa Dicicil
Hal ini terjadi berkat unicorn e-commerce tanah air seperti Tokopedia dan Bukalapak yang berhasil menarik perhatian berbagai investor luar dan dalam negeri.
"Misalnya, Tokopedia yang mengantongi investasi senilai US$1,1 miliar (Rp15,4 triliun) dari Alibaba di akhir tahun 2018 dan Bukalapak yang mendapat suntikan dana dari Mirae dan Naver Corp senilai US$50 juta (Rp700 miliar) di kuartal pertama tahun 2019,” lanjut Brian.
Wajar bahwa para investor optimis dan berani berinvestasi di pasar e-commerce Indonesia. Pasalnya, menurut data yang terkumpul dalam laporan SIRCLO, penjualan ritel e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai US$ 15 miliar (Rp 210,8 triliun) pada 2018 dan akan meningkat lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022, menyentuh angka US$ 65 miliar (Rp 913,6 triliun).
“Hal ini membuat ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8% penjualan total pada tahun 2018, akan menembus 24% di tahun 2022,” tambah Brian.
Penemuan-penemuan inilah yang membuat SIRCLO optimis terhadap potensi perkembangan industri e-commerce di tanah air.
“Melihat data-data internal maupun eksternal, pertumbuhan e-commerce di Indonesia pada tahun 2019 masih sangat positif. Bahkan beberapa tahun mendatang, dapat berkembang menjadi 8 hingga 10 kali lipat,” tambah Brian.
“Kami berharap adanya laporan e-commerce ini dapat memicu kerjasama yang lebih erat lagi antara penjual ritel, para pemain utama dalam ekosistem e-commerce, dan e-commerce enabler seperti kami untuk mengakselerasikan pertumbuhan."
Pasalnya, menurut SIRCLO untuk mencapai angka proyeksi tersebut tidaklah mudah. Dalam laporannya, SIRCLO menyebutkan ada beberapa tantangan dan peluang yang patut menjadi perhatian semua pihak.
"Solusi mendalam dari para pemain-pemain utama e-commerce diperlukan untuk menjawab beberapa tantangan utama, seperti kendala logistik di wilayah luar pulau Jawa, banyaknya penduduk yang belum memiliki rekening bank, dan variasi produk dalam pasar," tambahnya.