Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Catat Ini, Bos Garuda Umbar Janji Tak Naikkan Tarif Tiket Pesawat Libur Natal dan Tahun Baru

"Enggak, enggak boleh ada kenaikan. Pokoknya enggak ada naik lah, enggak boleh naik. Kita beri kesempatan masyarakat Nataru lah,"

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Catat Ini, Bos Garuda Umbar Janji Tak Naikkan Tarif Tiket Pesawat Libur Natal dan Tahun Baru
AIRBUS
Armada pertama Airbus A330-900 pesanan Garuda Indonesia. Pesawat berbadan lebar generasi terbaru dari Airbus ini merupakan satu dari 14 pesawat A330-900 pesanan Garuda. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai Garuda Indonesia menjanjikan tak akan ada kenaikan harga tiket pesawat selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020. Perseroan menetapkan periode Nataru tahun ini berlangsung selama 20 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020.

"Enggak, enggak boleh ada kenaikan. Pokoknya enggak ada naik lah, enggak boleh naik. Kita beri kesempatan masyarakat Nataru lah," kata Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (26/11/2019).




Dia mengatakan, dalam menetapkan harga tiket, Garuda Indonesia akan mengikuti tarif batas bawah (TBB) dan tarif batas atas (TBA) yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.

Baca: Maukah Garuda Beli Avtur Selain dari Pertamina?

"Kalau ada travel agent jual di atas ketentuan kita akan kami blacklist. Kalau dia ambil keuntungan menjual di TBA akan kami blacklist," kata dia.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa harga yang tertera di tiket pesawat juga memasukkan komponen biaya layanan bandara (passenger service charge/airport tax), PPN 10 persen dan iuran asuransi.

"Contoh Jakarta-Jogja (TBA) Rp848 ribu di terminal 3 (Soekarno Hatta) airport tax Rp130 ribu, PPN 10 persen, iuran asuransi Rp5 ribu jadi harga bisa 1 juta lebih," jelasnya.

BERITA TERKAIT

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk jeli dalam melihat rincian penerbangan yang tertera di agen perjalanan online (OTA). Belajar dari kasus saat periode lebaran tahun lalu, menurut dia, banyak OTA yang menggabungkan beberapa rute penerbangan sehingga tarifnya lebih mahal.

"Jadi tak ada kenaikan harga tiket, tapi di OTA bisa saja Cengkareng-Denpasar Rp40jt, ternyata rute sebenarnya Cengkareng-Sydney lalu Sydney-Denpasar. Itu membuat masyarakat panik," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas