Masuknya Swasta Tidak Menjamin Harga Avtur Terjangkau
Alvin Lie mengungkapkan, kehadiran pihak swasta tak menjadi jaminan harga avtur yang terjangkau.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengundang pihak swasta menjual avtur bagi industri pertambangan menuai tanggapan beragam.
Pengamat Penerbangan dan anggota Ombudsman bidang perhubungan dan infrastruktur Alvin Lie mengungkapkan, kehadiran pihak swasta tak menjadi jaminan harga avtur yang terjangkau.
Dirinya menilai, perlu ada kebijakan lain oleh pemerintah. Kebijakan ini termasuk kewajiban pihak swasta untuk menyalurkan avtur ke bandara-bandara di kawasan Indonesia Timur seperti Ambon, Jayapura dan Kupang.
"Konsumsi avtur di Bandara Soekarno-Hatta sekitar 60% dari total konsumsi avtur seluruh Indonesia. Tidak heran banyak yang tertarik untuk masuk," sebut Alvin kepada Kontan.co.id, Selasa (26/11).
Alvin menambahkan, konsumsi avtur merupakan penyumbang 30% hingga 40% dari total biaya operasional maskapai. Untuk itu, pemerintah harus berani memberikan kewajiban dan peluang yang sama.
"Dengan demikian maka (industri penerbangan) akan baik-baik saja, jika tidak maka tidak akan ada yang menyuplai kebutuhan avtur untuk bandara-bandara kecil," tandas Alvin.
Turunkan Harga Avtur
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Pertamina (Persero) menurunkan harga bahan bakar pesawat atau avtur.
Jika tidak, Budi Karya mengancam akan mengundang swasta untuk menjual avtur di seluruh bandara di Indonesia supaya harganya lebih kompetitif.
Menanggapi hal itu, Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah enggan berandai-andai mengenai masuknya swasta sebagai penjual avtur.
Baca: Libur Akhir Tahun, Harga Tiket Pesawat Garuda Naik, Apa kata Manajemen?
Baca: CEK FAKTA: Pertamina Sebut Gaji Ahok Rp 3,2 Miliar Hoaks, Ini Aturan Gaji untuk Komisaris Utama
Baca: Pengamat M Qodari Khawatir Candaan Ahok di Hari Pertama Jabat Bos Pertamina, Soroti Bom Waktu
Dia tak menjawab pasti apakah maskapai berpelat merah itu mau membeli avtur dari swasta.
"Avtur tanya pak Menteri saja. Jangan berandai-andailah, kita sebagai pembeli fakta saja," kata Pikri di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Dia mengakui harga avtur memang berdampak signifikan pada penetapan harga tiket pesawat.
Jika ada pemasok selain Pertamina, pihaknya masih akan mempertimbangkan untuk membeli dengan harga terbaik.
"Misalnya pak ini bakwan ada yang Rp1.000, nanti ada bakwan yang Rp500, tapi itu kan nanti kita lihat," ucapnya.
Dia pun berharap harga avtur dunia tak mengalami kenaikan. Apalagi dalam waktu dekat industri penerbangan akan menghadapi peak season selama periode libur Natal dan Tahun Baru.
"Avtur ya kita doakan aja lah harga dunia turun itu. Kita doakan harga dunia agar tidak naik," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengancam akan mengancam swasta sebagai penjual avtur apabila Pertamina tak kunjung menurunkan harga avtur.
Budi Karya Sumadi menyebut, akibat harga avtur mahal, harga tiket pesawat di beberapa daerah menjadi ikut mahal.
Bahkan kondisi ini membuat, operasional sejumlah bandara terpaksa tutup.
Karena itu, Budi Karya akan menggelar diskusi dengan Kementerian BUMN pekan ini, agar Pertamina bisa menurunkan harga avtur.
Budi ingin agar harga avtur ini setara dengan negara negara lain, ia mencontohkan harga avtur di Jakarta 25 persen lebih mahal dibandingkan dengan di Singapura.
"Kalau sampai tidak ada penurunan harga (sampai) bulan Februari akan kami masukkan operator yang lain," kata Budi di Gedung DPR, Senin (25/11/2019).
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Pengamat: Masuknya swasta tidak menjamin harga avtur terjangkau