BUMN Watch: Erick Thohir Tak Perlu Tebang Pilih Benahi Perusahaan pelat Merah
Erick Thohir diminta diminta tidak tebang pilih dalam melakukan pembenahan dan upaya bersih-bersih di 142 perusahaan milik negara.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemecatan Direktur Utama Garuda Indonesia Tbk Ari Ashkara terkait dengan dugaan penyelundupan moge Harley Davidson dan sepeda Brompton ke Indonesia dalam wujud terurai di penerbangan pesawat baru Garuda Airbus A330-900 Neo bisa menjadi momentum bagus bagi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk melakukan aksi pembersihan di tubuh BUMN yang dikelolanya.
Namun, Erick diminta diminta tidak tebang pilih dalam melakukan pembenahan dan upaya bersih-bersih di 142 perusahaan milik negara.
"Masih banyak lagi BUMN yang harus dibersihkan. Seperti PLN, Pertamina, Telkom, Pelindo dan lain-lain. Terpenting dilakukan Erick Thohir adalah jangan tebang pilih dalam membersihkan BUMN," kata Ketua Koordinator BUMN Watch Naldy N Haroen SH dalam siaran pers tertulisnya, Jumat (6/12/2019).
Naldy Haroen mengatakan, pemecatan Ari Askhara Danadiputra dirasa tidak cukup berhenti sampai di sana. Erick Thohir juga diminta memecat seluruh jajaran direksi Garuda Indonesia.
"Saya melihat pencopotan yang dilakukan Erick Thohir tergolong berani. Namun, pembenahan harus dilakukan juga diperusahaan BUMN yang lain," kata dia.
Baca: Pesan Andre Rosiade pada Erick Thohir Pasca Kasus Penyeludupan di Garuda: Selesaikan Kasus Jiwasraya
Naldy menilai berbagai gebrakan Erick Thohir usai dilantik menjadi menteri BUMN membuat kalang kabut banyak kalangan. Naldy meminta gebrakan itu tidak hanya menjadi gebrakan sesaat.
Baca: Ari Ashkara Terancam Penjara dan Denda hingga Rp 5 Miliar, Selundupkan Harley di Pesawat Baru Garuda
"Jika mau melakukan perubahan di BUMN Erick harus tegas dan berani membongkar jaringan mafia migas. Karena bau tidak sedap penyelundupan barang ilegal juga sering terjadi di PT Pelindo," jelasnya.
Naldy Haroen mengatakan, selama 15 tahun BUMN Watch terus berusaha untuk membantu Kementerian BUMN memberikan informasi dengan data-data yang valid. Namun, sayangnya, Kementerian BUMN tidak merespon secara positif masukan itu.
"Seolah-olah BUMN Watch dianggap LSM yang mengambil kesempatan dan kepentingan dalam mengkritisi BUMN. Padahal niat kami tidak seperti itu. Kami hanya ingin BUMN kita ini lebih kuat lagi," ujar Naldy Haroen.
Naldy Haroen menceritakan, dirinya pernah mendengar kabar jika nama BUMN Watch dipakai oleh oknum-oknum tertentu untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji di perusahaan plat merah itu.
"Jika ada oknum yang mengaku dari BUMN Watch dan melakukan tindakan tidak terpuji silahkan tangkap dan laporkan kepenegak hukum," jelasnya.
Naldy Haroen menegaskan, sampai hari ini BUMN Watch maupun pengurusnya tidak pernah bersentuhan dalam bidang apapun dengan perusahaan-perusahaan di BUMN.
"Kami hanya ingin memberikan kontribusi sebagai masyarakat biasa. Memberikan masukan dan kritikan yang positif guna peningkatan kinerja BUMN itu sendiri," ujarnya.
Dia berharap, Erick Thohir bisa menerima masukan dari pihak manapun termasuk BUMN Watch. Karena, Erick pernah mengatakan akan banyak menerima masukan-masukan dari masyarakat.
"Mari kita saling berkolaborasi untuk memajukan BUMN kita ini. Tentunya, kita tidak ingin perusahaan dibawah BUMN terus merugi dan hanya mengandalkan suntikan dari pemerintah terus-terusan," ujar Naldy Haroen.