PLN Gelar RUPS Jumat Besok, Angkat Rudiantara Jadi Dirut?
RUPS akan digelar di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dihadiri jajaran direksi, komisaris, dan pemilik saham.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Independen PT PLN (Persero) Sumiyati mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan kemungkinan akan digelar pada Jumat (13/12/2019) mendatang. Salah agenda dari RUPS tersebut adalah pengumuman jajaran direksi yang baru.
"Belum terima undangan resmi, tapi di internal sudah dikabarkan hari Jumat siap-siap RUPS, tapi hanya disuruh siap-siap belum ada undangan," kata Sumiyati di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Wanita yang juga Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan itu menambahkan, RUPS akan digelar di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dihadiri jajaran direksi, komisaris, dan pemilik saham.
Terkait kabar penunjukkan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai Direktur Utama dan Darmawan Prasodjo sebagai wakil Dirut, Sumiyati belum memberi jawaban pasti. Dia mengaku belum diberitahu secara resmi.
"Kami tidak dapatkan info itu taunya dari berita-berita, belum tahu, belum ada yang ngasih tahu, belum tau informasi secara resmi," ucapnya.
Baca: PLN Antisipasi Serangan Kalong Seukuran Semeter di Jaringan Listrik Pulau Bawean
Sebelumnya, Kementerian BUMN sudah mengumumkan bahwa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan menjadi Direktur Utama PT PLN (Persero). Rudiantara akan mengisi posisi yang tadinya dijabat oleh Sofyan Basir.
Staf khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga mengatakan, penunjukkan Rudiantara sebagai Dirut PLN sudah melalui rapat Tim Pemilihan Akhir (TPA) yang diketuai Presiden Joko Widodo.
"PLN ada tiga (kandidat) diusulkan, Rudiantara yang terbaik, dengan kondisi sekarang Rudiantara," kata Arya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Arya melanjutkan, Rudiantara dinilai memiliki pengalaman dan kapabilitas untuk memperbaiki kinerja perusahaan seterum pelat merah itu, termasuk melanjutkan proyek 35 ribu megawatt hingga mengurangi impor solar.
"Kondisi yang dibutuhkan PLN sekarang. Kan mengejar 35 ribu MW, mengurangi impor solar," ujar Arya.
"Kan pak Jokowi bilang impor tekan terus. Dan pak Rudiantara orang tepat," tambahnya.