Yustinus Sadmoko: Pesatnya Dinamika Perkembangan E-commerce Harus Didukung Ekosistem yang Lebih Baik
Mengusung tema “BEEF Logistic Go Digital” perusahaan dengan kode perdagangan BEEF di Bursa Efek Indonesia (BEI), akan melibatkan para pelaku Usaha
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) mengembangkan sayap bisnisnya ke sektor logistik dengan layanan berbasis digital untuk memasarkan daging sapi dan produk-produk olahan dalam memenuhi permintaan konsumen di dalam negeri yang terus meningkat.
Mengusung tema “BEEF Logistic Go Digital” perusahaan dengan kode perdagangan BEEF di Bursa Efek Indonesia (BEI), akan melibatkan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan kapasitas usahanya secara modern.
“Pesatnya dinamika perkembangan e-commerce pada era digital saat ini, tentu saja harus didukung ekosistem yang lebih baik, termasuk layanan logistiknya," kata Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Kibif di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Pada kesempatan itu, Kibif melakukan pemaparan publik (public expose) untuk menjelaskan tentang rencana serta langkah-langkah konkret yang akan dilakukan perseroan dalam meningkatkan kapasitas produksi dan kinerja pada tahun 2020.
Selain itu, diadakan penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kibif dan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dalam pengembangan sistem logistik berbasis digital. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko dengan Chief Investment Officer (CIO) IIF, Harold Tjiptadjaja.
“Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kibif dan IIF adalah sebuah rangkaian dari langkah konkret Kibif untuk mengembangkan sistem Logistik yang didukung oleh IIF,” kata Yustinus.
Selanjutnya, Harold menambahkan ”Kami harapkan dengan penandatangan MoU ini dapat meningkatan peran swasta dalam pengembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mengindahkan prinsip-prinsip Social and Environmental untuk pembangunan berkelanjutan."
Yustinus menambahkan, pada tahun depan Kibif akan mengalokasi dana sebesar Rp 240 miliar untuk pengembangan investasi dan menaikkan kapasitas produksi di Cikarang Plant, Jawa Barat, dari 300 ton per bulan menjadi 1.000 ton per bulan. Selain itu, Kibif juga akan meningkatkan kapasitas produksi pabriknya yang berlokasi di Subang, Jawa Barat menjadi 500 ton per bulan.
Di Subang Plant, katanya, sedang dilakukan perluasan bangunan seluas 1,2 hektare sehingga dapat menambah kapasitas processing menjadi 2.000 ton per bulan dan kapasitas cold storage meningkat menjadi 3.000 ton per bulan.
Ada pun fasilitas di Salatiga Plant yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah, difungsikan sebagai penghasil produk olahan roti dan dimsum, di mana pada tahun 2019 kapasitas produksinya naik 50% menjadi 18 ton per hari, dengan cold storage sebesar 200 ton.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Estika Tata Tiara Tbk Grace Adoe menyatakan, sejak melantai di bursa pada Januari 2019, Kibif terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan kinerja perseroan.
Ia mengatakan, saat ini Kibif mulai menggarap ranah e-logistic di Indonesia dengan target UMKM dan perusahaan korporasi. Pelibatan UMKM dalam sistem logistik Kibif sangat penting karena 96% pelaku bisnis di Indonesia bergerak di sektor UMKM.
“UMKM adalah pilar utama pembangunan ekonomi Indonesia,” kata Grace.
Menurut Grace, UMKM merupakan bidang usaha yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat.
“UMKM juga berperan signifikan dalam pemerataan dan peningkatan pendapatan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan stabilitas nasional," tutur Grace.