Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengusaha Industri Baja Lokal Siap Dukung Pemerintah Tekan Angka Impor

Sekjen Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma mengatakan idealnya porsi impor baja berada di kisaran 20 persen-30 persen.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sugiyarto
zoom-in Pengusaha Industri Baja Lokal Siap Dukung Pemerintah Tekan Angka Impor
twitter @jokowi
Presiden Jokowi tengah melihat baja ringan dalam Pameran Konstruksi Indonesia yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu (6/11/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM - Sekjen Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Nicolas Kesuma mengatakan idealnya porsi impor baja berada di kisaran 20 persen-30 persen.

Menurutnya hanya baja yang tidak dapat diproduksi dalam negeri untuk kemudian boleh diimpor.

Menurut dia, hal ini sesuai Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018 Tentang Pemberdayaan Industri.

“Masalah impor, harus dikaji secara supply dan demand dengan cara menghitung kebutuhan baja nasional dan jumlah produksi baja lokal,” kata Nicolas, Selasa (17/12/2019).

“Kemudian baru diperhitungkan berapa baja yang boleh diimpor dan diawasi oleh siapa. Itulah yang menjadi tugas pemerintah,” sambungnya.

ARFI, kata Nicolas, bersedia duduk bersama dengan kementerian untuk memberikan masukan dan mencari solusi mengatasi masalah serbuan baja impor.

Berita Rekomendasi

“Kami sebagai pengusaha baja ringan sangat mendukung pemerintahan saat ini yang tengah berupaya membangun bangsa ini.” kata Nicolas lagi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan para menteri melakukan kebijakan subtitusi impor dengan menekan impor industri dasar seperti baja.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengaku kebutuhan baja sembilan juta ton per tahun, tetapi baru terpenuhi 60 persen dari dalam negeri.

“Kita harus konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor," ujarPresiden Joko Widodo (Jokowi) di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor sejumlah bahan baku pendukung industri berkontribusi besar bagi persoalan defisit.

Tercatat, impor bahan baku pendukung industri diketahui mencapai 74,06 persen dari total impor di Januari hingga Oktober 2019.

Sementara impor barang modal berada pada angka 16,65 persen diikuti dengan impor barang konsumsi mencapai 9,29 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas