Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PLN: Mobil Konvensional Habiskan Bensin Rp 8.500 Per 10 Km, Kalau Listrik Rp 3.000

Peralihan dari mobil bensin ke listrik dapat menghemat sekira 60 persen, namun tantangannya adalah harga masih mahal.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in PLN: Mobil Konvensional Habiskan Bensin Rp 8.500 Per 10 Km, Kalau Listrik Rp 3.000
Tribunnews/JEPRIMA
Nissan Motors Indonesia menghadirkan mobil listrik Nissan Leaf pada ajang pameran GIIAS 2019, ICE BSD City, Tangerang, Sabtu (20/7/2019). Leaf yang bakal diboyong Nissan ke nusantara merupakan mobil listrik terlaris di dunia dengan penjualan 400 ribu unit sejak 2010. Tahun ini, Nissan telah memperkenalkan kendaraan listrik itu ke Australia, Selandia Baru, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Hong Kong, dan Malaysia. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan, biaya operasional mobil bensin menghabiskan sekira Rp 8.500 per 10 kilometer (km), sedangkan kalau versi listrik hanya Rp 3.000 saja per 10 km.

Wakil Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kalau pakai mobil listrik, per 10 km itu butuh daya sebanyak 2 Kwh.

"Jadi, itu 2 Kwh. Kalau listrik 2 Kwh tarif per Kwh itu Rp 1.267, sekira Rp 1.500 kali 2 itu Rp 3.000," ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Menurut Darmawan, peralihan dari mobil bensin ke listrik dapat menghemat sekira 60 persen, namun tantangannya adalah harga masih mahal.

"Tantangan mobil listrik karena belum ada insentif, kalau beli mobil bensin itu misal Xpander Rp 250 juta. Kalau beli versi listrik harganya Rp 500 juta," katanya.

Baca: Ganti BBM dengan Listrik, PLN Klaim Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dekati 7 Persen

Ia menjelaskan, jika hargamya sama-sama Rp 250 juta maka konsumen pada hari pertama pemakaian langsung hemat biaya operasional.

Berita Rekomendasi

"Biaya bensin separuhnya, tapi dengan harga hampir 2 kali lipat. Hemat operasional iya, tapi balik modal 9 tahun karena mahal diawal, keekonomiannya kurang," pungkas Darmawan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas