Pembangunan LRT Bandara I Gusti Ngurah Rai Telan Rp 5 Triliun
Rencananya pembangunan LRT Bandara I Gusti Ngurah Rai sepanjang 4,78 KM akan memakan waktu selama kurang lebih 1,5 - 2 tahun
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengawal investasi untuk Proyek Light Rail Transit (LRT) Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali ke Terminal Satelit Jineng.
“Penandatanganan MoU ini merupakan salah satu tindak lanjut MoU antara BKPM dengan KIND pada kunjungan kami ke Korea Selatan di bulan September tahun lalu,” kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Ikmal Lukma dalam keterangannya, Selasa (22/1/2020).
BKPM juga menghimbau investor untuk bermitra dengan UKM setempat sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Melalui MoU ini, rencananya pembangunan LRT Bandara I Gusti Ngurah Rai sepanjang 4,78 KM akan memakan waktu selama kurang lebih 1,5 - 2 tahun dengan nilai investasi sebesar Rp 5 Triliun.
Baca: BREAKING NEWS: Bus Terbakar di Bandara Ngurah Rai, Asap Mengepul
LRT ini akan memiliki 4 stasiun di antara Terminal Satelit Jineng dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Proyek saat ini merupakan langkah awal yang nantinya akan berlanjut dalam Pengembangan green city dan juga TOD di daerah seminyak dan Kuta, dalam kesempatan kali ini juga kami mengucapkan banyak terima kasih pada BKPM yang terus membantu dan mengawal realisasi dari investasi-investasi yang kami lakukan”, ujar Plt. Direktur Utama PT Nindya Karya Haedar A Karim.
Pembangunan LRT Bandara I Gusti Ngurah Rai bertujuan untuk memfasilitasi pengguna dan diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara terminal satelit Jineng di Kuta dengan Bandara Ngurah Rai.
Selain itu juga LRT dapat menjadi alternatif moda transportasi menuju bandara yang mengurangi kemacetan lalu lintas di sekitar bandara.