Soal Travel Warning ke China, Menhub Bergantung ke Rekomendasi WHO dan Negara Lain
Selain rekomendasi WHO, lanjutnya, pemerintah juga menjadikan kebijakan di negara-negara lain sebagai acuan.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah RI belum mengeluarkan peringatan atau travel warning ke China dalam merespon penyebaran virus corona karena masih menunggu rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait pergerakan penumpang asal China ke tanah air. Hingga saat ini, larangan penerbangan baru diterapkan dari dan menuju Wuhan.
"Sampai hari kita ada kesimpulan hanya Wuhan yang tidak kita terbangi dari dan ke Wuhan tidak ada sedangkan ke bandara-bandara (di kota) lain kita tetap berlangsung," kata Budi di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Budi menjelaskan, WHO merupakan lembaga resmi yang memiliki wewenang dan kapabilitas untuk menetapkan status terkait virus corona.
Selain rekomendasi WHO, lanjutnya, pemerintah juga menjadikan kebijakan di negara-negara lain sebagai acuan.
Baca: Seorang WNA Asal China di Cilacap Diduga Terinfeksi Virus Corona, Hingga Kini Masih Diisolasi
"Kita pasti melakukan dengan hati-hati bukan hanya kita yang hati-hati Amerika Serikat dan Rusia juga, semua melakukan dengan hati-hati. Oleh karenanya kami juga melakukan benchmarking dan gimana rekomendasi WHO," kata Budi.
"Rekomendasi WHO itu menurut pak menkes (Menteri Kesehatan Terawan) itu mengikat, jadi kalau WHO mengatakan tidak boleh kita akan melakukan rekomendasi WHO itu," sambungnya.
Budi menambahkan, pihaknya tetap meminta kepada seluruh petugas di sektor penerbangan untuk mengetatkan pengawasan terhadap setiap penumpang dari China.
"Rekomendasi Kemenkes pemeriksaan di bandara dan pelabuhan dilakukan secara intensif, Kemenkes sudah menyiapkan 150 rumah sakit untuk rujukan kalau terjadi hal-hal khusus," ujar Budi.
"Saya minta petugas frontliner menggunakan masker, kami akan sampaikan perkembangan signifkan setelah ada rekomendasi dari WHO, bandara-bandara lain kita akan perhatikan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.