SDM Unggul Jadi Tantangan Bisnis Digital Tanah Air
Pesatnya perkembangan sektor digital tidak diimbangi dengan ketersediaan tech talent atau talenta bidang teknologi di dunia kerja.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan bisnis digital atau yang berbasis teknologi di Indonesia sangat pesat. Namun, tantangan utama bisnis ini adalah kebutuhan SDM unggul yang siap pakai di industri.
Pesatnya perkembangan sektor digital tidak diimbangi dengan ketersediaan tech talent atau talenta bidang teknologi di dunia kerja.
Kesenjangan inilah yang coba diisi oleh G2 Academy dengan mendidik para programmer dan SDM lainnya di bidang teknologi. Tahun ini, mereka menargetkan mencetak 5.000 talenta di bidang teknologi.
Baca: Cara Mudah Bayar SPP Pakai GoPay, Hanya 6 Langkah untuk Bayar Tagihan Tanpa Ribet
Baca: Lupa Password DJP Online? Ini Cara Ganti Password di djponline.pajak.go.id untuk Lapor Pajak
“Kebutuhan tech talent ke depan sangat besar, namun kualitas SDM di bidang teknologi Indonesia saat ini belum merata. Kalau ini tidak ditingkatkan, maka bisa jadi ini nanti diisi oleh SDM dari negara luar. Karena itu, kami sangat senang ketika pemerintah menyadari ini dan ingin mendidik para anak muda kita menjadi tech talent berkualitas,” ujar CEO G2 Academy Ferry Sutanto di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Disampaikan Ferry, perkembangan bisnis digital saat ini membutuhkan banyak SDM di bidang teknologi.
“Karena selain start up digital yang tiap saat tumbuh, perusahaan-perusahaan besar juga sekarang beralih ke digital. Jadi kebutuhan SDM di bidang teknologi sangat besar," ujarnya.
Jika peluang ini tidak diisi oleh SDM nasional, maka menurutnya, kebutuhan itu akan diisi oleh SDM asing.
“Karena kebutuhannya ada. Kalau orangnya nggak ada, ya diambil dari luar. Nah ini kan sayang, makanya harus kita isi,” paparnya.
Hal itulah, lanjutnya, yang mendorong Ferry yang berkarir selama 20 tahun di Silicon Valley ini mendirikan G2 Academy.
“Karena kami melihat Indonesia memiliki banyak talenta yang mampu bersaing dengan talenta dari luar negeri, namun talenta-talenta itu tidak terlihat karena belum dididik dan diasah,” ujarnya.
Dia menyatakan, para pelajar Indonesia mampu memenangi banyak kejuaran sains dan teknologi dalam kompetisi global. Namun, untuk masuk ke dunia kerja, dibutuhkan kesiapan yang lebih.
“Karena itu sejak G2 berdiri, kami sudah melahirkan ratusan programmer dan sudah diserap dunia kerja. Saat ini kami juga terus mencari talenta-talenta baru, untuk dididik, karena permintaan dari perusahaan-perusahaan besar itu sangat banyak,” terang Ferry.
Disampaikannya, pendidikan di G2 Academy dirancang berkelas dunia dan bahkan sejumlah tenaga pengajarnya langsung didatangkan dari luar negeri.
Ferry semakin optimistis, kala pemerintah menggandeng mereka untuk terlibat memberikan pelatihan kepada para penerima program kartu Pra Kerja Jokowi.
“Tahun ini kami targetkan lahirkan 5.000 talenta baru, di luar program Pak Jokowi ini ya. Jadi kalau sama program ini lebih banyak lagi dan itu akan baik bagi industri kita,” pungkasnya.