Rupiah Melemah, Pemerintah Perlu Buat Paket Kebijakan Komprehensif
Para investor asing juga ramai-ramai menjual sahamnya karena khawatir penyebaran virus ini terus memberikan dampak buruk.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mewabahnya virus corona turut berdampak negatif pada sektor keuangan tanah air, nilai tukar rupiah pun terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga tembus level Rp 14.108.
Angka ini terburuk dalam pergerakan rupiah yang terus berfluktuasi negatif terhadap dolar AS.
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira pun menilai pemerintah perlu mencermati pelemahan rupiah ini.
Virus corona memang telah menampar perekonomian global termasuk sektor ekonomi tanah air.
Ini tentu saja turut berimbas pada sektor pariwisata, industri dan kegiatan ekspor impor.
Baca: Pemerintah Diminta Antisipasi Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah
Para investor asing juga ramai-ramai menjual sahamnya karena khawatir penyebaran virus ini terus memberikan dampak buruk.
Untuk mengantisipasi fluktuasi nilai tukar rupiah yang bergerak cepat ke arah pelemahan ini, pemerintah diharapkan membuat paket kebijakan yang komprehensif.
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diharapkan turun 50 basis poin (bps) agar sedikit berpihak kepada para pelaku usaha.
"Turunkan suku bunga acuan 50 bps untuk meringankan biaya pinjaman pelaku usaha," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Jumat (28/2/2020) malam.
Ia juga melihat perlu adanya penangguhan pajak penghasilan (pph) badan untuk pengusaha sektor pariwisata, khususnya yang berada di kawasan Bali dan Lombok.
Baca: Jumlah Wisatawan Sempat Turun Di 2019, Ini Langkah Pemkab Belitung Dongkrak Pariwisatanya
Selain itu, pemerintah dianggap perlu mengadakan kegiatan promosi pariwisata yang khusus menyasar wisatawan mancanegara (wisman).
Kerja sama bisa dilakukan dengan travel agent dan maskapai penerbangan di negara asal para pelancong asing ini.
"Promosi pariwisata yang lebih tepat sasaran, dengan gandeng pelaku travel agent dan maskapai di negara asal wisman," kata Bhima.
Yang terakhir, pemerintah juga bisa menggelar event berskala internasional yang akan menarik perhatian para wisman agar mau pelesiran ke Indonesia.
"Menggelontorkan anggaran untuk membuat event-event internasional, sehingga wisman tertarik datang," pungkas Bhima.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun mengatakan bahwa pasar keuangan global memang ikut terguncang akibat mewabahnya corona.
Para investor berlomba menarik diri dari bursa saham karena khawatir dampak corona terus meluas di sektor keuangan.
"Pasar keuangan global memang sedang meradang, karena memang investor global mengira dampak dari pergerakan corona virus itu memang menyebar," kata Perry, di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Sebelumnya, pada Jumat kemarin, penguatan dolar AS terhadap rupiah mencapai 3,5 % atau 492 poin.
Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS berada di level Rp 14.108 pada Jumat pagi.
Kemudian sore harinya, dolar AS bergerak fluktuatif hingga akhirnya terus menguat terhadap rupiah pada posisi 14.530.