Alokasi Dana Investasi Pertamina Naik 84 Persen
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widwayati memastikan tahun 2020 alokasi dana inventasi sebesar 7,8 miliar dollar AS atau naik 84 persen.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widwayati memastikan tahun 2020 alokasi dana inventasi sebesar 7,8 miliar dollar AS atau naik 84 persen dibanding 2019.
Dengan peningkatan investasi, Pertamina akan agresif melakukan pengeboran sumur, target tahun ini adalah 411 sumur, meningkat sebesar 17 persen dibanding 2019.
"Investasi terbesar berada di sektor hulu, sebesar 3,7 miliar dollar AS, agar Pertamina bisa terus meningkatkan produksi migas dalam rangka menuju target 1 juta barel," tegas Nicke dalam keterangannya, Sabtu (7/3/2020).
Pertamina, kata Nicke, mendukung rencana Pemerintah dalam pencapaian produksi 1 juta barrel per day dengan berkontribusi sebesar 65 persen volume dari domestik.
Kontribusi terbesar yang diharapkan pada tahun 2030 berasal dari EOR (36 persen dari total volume produksi) dan transformasi resources to production di lapangan-lapangan migas besar (36 persen dari total volume produksi).
"Perlu terobosan dalam sisi komersial, regulasi, dan teknologi untuk merealisasikan target pencapaian produksi tersebut," imbuh Nicke.
Pertamina, akan terus meningkatkan produk migas secara bertahap.
Tahun 2020 produksi migas ditargetkan sebesar 923 MBOEPD, naik dibanding prognosa 2019 sebesar 906 MBOEPD.
Baca: Menimbang Untung Berinvestasi di Emas Batangan atau Saham Produsen Emas
Baca: 17 Pasien Diisolasi di RSUP Persahabatan, Keluhannya Demam Tinggi, Batuk dan Kesulitan Bernapas
"Pertamina optimistis bisa terus mengelola lapangan migas dengan optimal," imbuh Nicke.
Pertamina juga akan lebih agresif dalam mencari dan menemukan tambahan cadangan migas melalui survei seismik.
Nicke juga menegaskan bahwa peningkatan produksi juga akan dilakukan pada energi baru terbarukan, terutama panas bumi dengan target 4.635 GWH, naik sebesar 9 persen dibanding prognosa 2019 yang tercatat 4.271 GWH.