Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI Disarankan Turunkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin

BI disarankan melakukan intervensi pasar dan menurunkan suku bunga acuan untuk menekan dampak penurunan harga minyak mentah dunia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in BI Disarankan Turunkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Papan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menyarankan Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dan menurunkan suku bunga acuan untuk menekan dampak penurunan harga minyak mentah dunia yang dikhawatirkan akan berimbas ke sektor riil. 

Langkah ini bisa dilakukan BI menurutnya, adalah dengan menurunkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps).

"Sebaiknya BI lakukan intervensi di pasar secara konsisten dan turunkan bunga acuan 50 bps agar dampak ke sektor riil tidak terlalu besar," ujar Bhima kepada Tribunnews, Rabu (11/3/2020).

Intervensi pasar menurut Bhima akan membantu meningkatkan optimisme pasar.

"Suku bunga yang lebih murah akan meringankan beban pelaku usaha. Selain itu juga berkaitan dengan kepercayaan diri pasar," kata Bhima.

Baca: Tarif Ojek Online di Jabodetabek Naik Rp 250 Per Kilometer

Sebelumnya, Bhima menilai merosotnya harga minyak mentah dunia berdampak pada pasar keuangan.

Berita Rekomendasi

Para investor asing, kata dia, kini terus berlomba menjual sahamnya menyusul aksi perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia.

Baca: Virus Corona Bikin Kekayaan Banyak Miliuner Indonesia Rontok Sekejap, Siapa Saja?

"Kepanikan juga melanda pasar keuangan, IHSG turun 6,9 persen dalam sepekan memicu investor asing melakukan aksi jual saham sebesar Rp 1 triliun," jelas Bhima.

Bahkan keluarnya dana asing dari Indonesia diprediksi akan berdampak pula pada melemahnya rupiah.

"Dana asing yang keluar membuat rupiah makin tertekan, sehingga rupiah diperkirakan melemah ke 14.500-15.000 dalam jangka waktu pendek," papar Bhima.

Harga komoditas ekspor andalan Indonesia, yakni minyak sawit dan batu bara juga disebut akan terdampak perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia ini.

"Anjloknya harga minyak dunia membuat harga komoditas seperti sawit dan batubara menurun," ujarnya.

Harga minyak dunia jenis Brent anjlok sebesar 27 % menjadi 33,09 USD per barel pada Senin (9/3/2020) yang dipicu aksi perang harga yang dilakukan Arab Saudi kepada Rusia.

Arab Saudi bertekad kembali merebut pasar melalui produksi minyak mentah lebih banyak lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas