Terkena Dampak Corona, Pengusaha Khawatir Nafas Industri Tekstil Sisa 3 Bulan Lagi
Penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 membuat perusahaan tekstil mengalami kesulitan arus kas akibat permintaan turun.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 membuat perusahaan tekstil mengalami kesulitan arus kas akibat permintaan turun.
Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan, dampak Covid-19 dari waktu ke waktu perlu dicermati.
"Perlu cermati sektor pertekstilan, ekspor garmen tertunda. Namun, untuk memastikan seluruh anggota kita tidak ada masalah arus kas ke pembeli, barang sudah jadi tanggung jawab mengenai pembayaran," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Senin (23/3/2020).
Baca: Pemerintah Pusat Siapkan 125 Ribu Kit Rapid Test, Ridwan Kamil Jelaskan Proses Pemeriksaan
Kedepannya, Anne mengungkapkan, khawatir nafas industri tekstil akan habis digempur virus corona, sehingga toko-toko sepi pengunjung.
"Kita khawatir 3 bulan dari sekarang banyak tutup toko. Bagaimana nasib garmen kita untuk permintaan ekspor dan lokal?" katanya.
Sementara, ia menambahkan, pemerintah harus membuat perlindungan atau safeguard, terutama untuk produk tekstil impor.
"Kita perlu batasi impor pakaian jadi. Safeguard perlu ada untuk pakaian jadi supaya industri dalam negeri bisa suplai kebutuhan dalam negeri," pungkas Anne.