Pasar Saham Melemah karena Corona, Peer to Peer Lending Bisa Jadi Sarana Tumbuhkan Aset
Di tengah kondisi yang volatile, investor tentu mulai mencari pilihan instrumen lainnya untuk menumbuhkan aset.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Kekhawatiran mengenai penyebaran virus corona menimbulkan kepanikan pelaku pasar.
Imbasnya, beberapa waktu lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus-menerus dihantam dan bahkan turun hingga ke level 3.937,63 pada penutupan perdagangan Selasa (24/03/2020).
Harga saham yang terus turun secara cepat membuat investor melakukan panic selling. Akibatnya, harga pun terus terpuruk.
Di tengah kondisi yang volatile, investor tentu mulai mencari pilihan instrumen lainnya untuk menumbuhkan aset.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko dan menghindari kerugian lebih besar.
Salah satu pilihan populer yang mulai dilirik sebagai sarana penumbuh aset yaitu peer to peer lending.
Sebab, P2P lending menawarkan potensi imbal hasil yang cukup menarik, lebih besar dari kebanyakan produk obligasi maupun deposito bank.
Selain itu, tingkat imbal hasil yang ditawarkan oleh P2P lending bebas dari spekulasi pasar dan tidak dipengaruhi oleh fluktuasi harga di pasar investasi.
Untuk memulai menumbuhkan aset melalui platform P2P lending pun sangat mudah karena semua prosesnya dapat dilakukan secara online.
Bagi investor yang belum familiar dengan cara kerjanya, pada dasarnya P2P lending adalah kegiatan pinjam-meminjam antar perorangan dengan perantara sebuah platform online.
Anda sebagai pemberi pinjaman (lender) dapat memberikan pinjaman pada peminjam dan mendapatkan keuntungan berupa sebagian dari biaya bunga yang dibayarkan oleh peminjam.
Salah satu platform P2P lending di Indonesia yaitu MEKAR.
Platform yang didirikan oleh pengusaha Putera Sampoerna dengan dukungan dari Putera Sampoerna Foundation ini memberi kesempatan kepada institusi atau individu untuk memberikan pinjaman usaha kepada pelaku UMKM Indonesia secara online.
Lender di MEKAR telah mendanai lebih dari 71.017 pinjaman usaha kecil di 146 kota/kabupaten dan 21 provinsi di Indonesia.