NTT Ltd Tawarkan Solusi Efektif Jaga Produktivitas Perusahaan Saat Karyawan WFH
NTT Ltd menawarkan solusi bagi perusahaan agar kinerja karyawan tetap produktif meskipun tidak bertatap muka secara langsung di kantor.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) serta pemberlakuan pembatasan interaksi fisik dan sosial (physical dan social distancing) untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19) membuat banyak perusahaan 'putar otak' untuk tetap produktif.
Terlebih, Indonesia belum terbiasa dengan penerapan sistem seperti ini karena belum pernah diberlakukan sebelumnya.
Salah satu perusahaan penyedia layanan teknologi, NTT Ltd menawarkan solusi bagi perusahaan agar kinerja karyawan tetap produktif meskipun tidak bertatap muka secara langsung di kantor.
CEO NTT Ltd Hendra Lesmana mengatakan yang harus ditekankan dalam dunia kerja adalah 'aktivitas', bukan 'di mana anda melakukan suatu pekerjaan'.
"NTT Ltd menawarkan sebuah solusi untuk membantu perusahaan tetap produktif, meski tidak melakukan kerja dari kantor atau berkomunikasi langsung dengan rekan kerja, bekerja itu bukan (terkait) tempat tapi aktivitas," ujar Hendra, kepada Tribunnews, Jumat (27/3/2020).
Sehingga, yang akan dinilai adalah output atau apa yang dihasilkan dari pekerjaan itu.
"Jadi, bisa bekerja dimanapun dan kapanpun, yang penting adalah hasilnya," jelas Hendra.
Bekerjasama dengan beragam mitra teknologi, NTT Ltd mendukung konsep itu dengan solusi kolaborasi online dan juga real time.
Baca: Jadwal TV Hari Ini Sabtu, 28 Maret 2020: Tayang Film Kidnap di Trans TV & The Transporter di RCTI
Baca: Gubernur Ganjar: Kota Tegal Tidak Lockdown Tapi Isolasi Terbatas
Satu di antaranya dengan menggandeng Cisco Webex, G-Suite dari Google Cloud, Microsoft Teams, Genesys dan banyak lagi perusahaan teknologi lainnya.
Ia menilai bahwa WFH sebenarnya mulai diterapkan berbagai industri pada situasi normal, sebelum mewabahnya corona, angkanya pun mencapai 10 hingga 20 persen.
Angka ini kemudian mengalami peningkatan sejak mewabahnya corona, sekitar 60 persen karyawan di berbagai sektor bisnis kini terlibat penerapan sistem WFH ini.
Situasi ini pun tentunya harus disiapkan secara baik oleh banyak perusahaan agar kinerja karyawannya tetap produktif.
"Namun dengan mewabahnya virus Corona mengakibatkan hampir 40 persen sampai 60 persen karyawan yang melakukan work from home, sehingga diperlukan kesiapan," kata Hendra.
Lalu apa yang harus disiapkan dalam mengantisipasi situasi darurat ini, agar WFH bisa secara efektif tetap mendukung produktivitas kinerja perusahaan ?
Konektivitas yang Aman
Hendra menyebut bahwa keamanan dalam menggunakan akses internet tentunya akan mendukung produktivitas kinerja karyawan.
"Bagaimana menjamin kesamaan pengalaman akses dengan konektivitas apapun dan juga menjamin keamanannya," papar Hendra.
Baca: Syarat Lengkap Dapat Kartu Pra Kerja bagi Korban PHK Dampak Corona, Digaji 1 Juta per Bulan
Baca: DedI Mulyadi: Larang Orang Mudik Tak Cukup dengan Imbauan, Jalur Transportasi Harus Ditutup
Perangkat Kolaborasi
Menurutnya, harus ada ketersediaan perangkat kolaborasi untuk layanan chat, voice, video, juga untuk boardroom collaboration, web meetings dan whiteboarding.
Perpanjangan perangkat mobilitas dan terjaminnya keamanan platform menjadi kolaborasi yang baik agar informasi perusahaan dapat dijaga kerahasiannya.
Adopsi Hybrid IT
Perusahaan juga perlu mengetahui bagaimana tingkat pengadopsian Hybrid IT, serta pemanfaatan teknologi lainnya.
"Seberapa jauh adopsi Hybrid IT yang telah dilakukan oleh perusahaan, termasuk di dalamnya pemanfaatan SaaS dan cloud services. Juga pemanfaatan Public Cloud dan private hosting secara eksklusif," tutur Hendra.
Transformasi dan migrasi ke Choose Your Cloud Service (CYCS) pun turut diperhatikan untuk membagi beban kerja infrastruktur serta replikasi data.
Kesiapan Pengguna dan Perangkatnya
Hendra menyebut pentingnya kesiapan akses data dan informasi, maupun aplikasi perusahaan dari berbagai perangkat yang diberikan, baik itu oleh perusahaan maupun milik pribadi.
Pemberlakukan standarisasi, compliance serta otentikasi pengguna dan konektivitasnya harus dinyatakan aman.
Baca: Gara-gara Ini, Andre Taulany Heran Sama Cara Nagita Slavina Tagih Uang Tas : Laki Bini Sama Aja Ya !
Baca: Persediaan Alat Pelindung Diri Terbatas, Tenaga Kesehatan di Kota Depok Modifikasi Jas Hujan
Akses Aplikasi Perusahaan
Perusahaan harus memastikan ketersediaan aplikasi secara virtual, termasuk juga konektivitas aplikasi yang aman, kesiapan migrasi aplikasi ke Cloud serta pengawasan alur data yang aman.
Solusi terkait dengan pelaksanaan Business Continuity Plan
Ia menjelaskan bahwa solusi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin berlangsungnya bisnis secara berkelanjutan dan tahan dengan berbagai kondisi yakni melalui penggunaan Virtual Desktop Infrastructure.
Penggunaan Virtual Desktop Infrastructure bisa dilakukan secara private maupun di Cloud, migrasi citra desktop ke Cloud, Solusi Backup dan replikasi data, serta solusi yang mempercepat pemulihan dari bencana lainnya.
Banyak perusahaan di Indonesia yang secara periodik melakukan latihan atau pengetesan terhadap kecepatan pemulihan dalam penanggulangan skenario bencana yang berbeda-beda.
Mulai dari bencana kebakaran, banjir hingga wabah virus seperti ini.
NTT Ltd sendiri, kata Hendra, diwajibkan untuk melakukan latihan atau pengetesan secara berkala dan diaudit oleh perusahaan konsultan untuk mengevaluasi persiapan pihaknya dalam menghadapi berbagai bencana.
Termasuk pemulihan rentang komunikasi baik internal maupun eksternal, rentang komando, hingga kesiapan teknologi pendukung.
"Dari evaluasi ini, akan ada selalu catatan perbaikan untuk proses pemulihan secara menyeluruh yang harus kami lakukan. Sehingga meningkatkan kecepatan dalam pemulihan untuk menjaga performa kerja kami untuk membantu para client," tegas Hendra.
Hendra menambahkan, pihaknya siap membantu client dalam merangkai kerangka kerja untuk solusi IT yang tidak rentan terhadap bencana dan disesuaikan dengan profil client dari beragam industri.
"Dari pengalaman kami, evaluasi kesiapan secara periodik akan sangat membantu dalam kesuksesan, terkait seberapa cepat pemulihan dapat dilakukan," kata Hendra.
Dari evaluasi tersebut, pihaknya akan terus melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga tidak menimbulkan kekacauan jika bencana yang tidak diharapkan itu benar-benar terjadi.
"Yang paling penting adalah mempersiapkan tim yang tahu apa yang mesti mereka lakukan ketika situasi genting, dan menjalani proses yang telah ditetapkan bersama ketika bencana itu terjadi kapanpun," tegas Hendra.
Baca: PKS Sebut AS dan Australia Ragukan Kemampuan Pemerintah Indonesia Tangani Corona
Baca: KABAR BAIK Wakil Wali Kota Bandung Sembuh dari Corona, Beberkan Proses Penyembuhan yang Berat
Di era disrupsi digital, banyak perusahaan mulai berfokus pada digitalisasi, bahkan pemerintah mulai melirik teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk diterapkan pada segala sektor.
Ia pun tidak memungkiri bahwa munculnya teknologi masa kini seperti IoT, Machine Learning, serta berbagai bentuk varian solusi untuk menjalankan Artificial Technology mulai merubah tujuan dan cara manusia dalam mengumpulkan dan menganalisa data.
"Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI, pekerja dapat menjadikannya sebagai rekan kerja untuk membantu menyelesaikan tugas yang sifatnya pengulangan," jelas Hendra.
Sehingga peran dari setiap karyawan dapat berkontribusi untuk hal-hal yang bersifat strategis.
Hendra menilai AI memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pemulihan bencana.
Hal itu karena teknologi ini dapat memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang menggunakan predictive analytics.
AI pun dapat menawarkan prioritas solusi proteksi, dengan melihat kondisi lingkungan yang ada saat ini menggunakan machine learning.
Tidak hanya itu, AI juga memiliki kemampuan automatisasi proses pemulihan bencana hingga meningkatkan respon insiden dan belajar dari bencana yang terjadi.
Lebih lanjut Hendra menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen untuk menawarkan solusi tepat guna untuk berbagai sektor industri.
"NTT Ltd akan senantiasa memberikan solusi yang tepat guna untuk setiap industri dengan berkolaborasi dengan beragam mitra teknologi NTT Ltd dan juga melakukan sinergi solusi dengan grup perusahaan NTT Ltd lainnya," tegas Hendra.
Sinergi itu dilakukan baik di area security, dalam pemanfaatan Artificial Intelligence, teknologi berbasis 5G serta penyediaan Data Center dan fasilitasnya.
Hendra menekankan bahwa layanan teknologi yang ditawarkan pihaknya akan terus dikembangkan di Pusat Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) NTT Ltd, salah satunya di Jepang.
Hal ini untuk mendukung ketersediaan teknologi tepat guna yang efektif bagi para mitra NTT Ltd.
"Semuanya kami kemas berbasis solusi yang terus dikembangkan di pusat R&D kami yang berpusat di Jepang dan juga beberapa negara terpusat yang ada di setiap benua," kata Hendra.