Ringgit Langsung Menguat Setelah OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi Minyak
Minyak mentah Brent diperdagangkan 1,54 persen lebih tinggi yakni pada 32,16 dolar AS per barel.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Nilai tukar ringgit menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan sesi awal hari ini.
Penguatan ini dipicu sentimen positif pasar pada catatan lokal setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC +) sepakat untuk memangkas produksi minyak sekitar 10 juta barel per hari pada periode Mei dan Juni.
Pada pukul 09.00 waktu setempat, ringgit berada pada posisi 4.3150 terhadap dolar AS, menguat jika dibandingkan pada penutupan kemarin di level 4.3200.
Dikutip dari laman The Star, Selasa (14/4/2020), kesepakatan OPEC + telah memberikan beberapa dukungan untuk kenaikan harga minyak dan mendukung stabilitas ringgit.
Baca: Mengenal Teknologi Canggih Kamera Ultra Vision Leica di Huawei P40 Pro yang Meluncur Hari Ini
Meningkatnya harga minyak global dianggap sebagai sentimen positif bagi pendapatan minyak dan gas Malaysia.
Minyak mentah Brent diperdagangkan 1,54 persen lebih tinggi yakni pada 32,16 dolar AS per barel.
Baca: Samsung Air Dresser Sulap Pakaian Kembali Bersih Higienis, Bebas Virus dalam 2 Jam
Sementara WTI Crude naik 1,47 persen menjadi 22,74 dolar AS per barel. Sementara, ringgit diperdagangkan beragam terhadap sejumlah mata uang.
Menguat terhadap Euro pada level 4.7128 dari posisi 4.7252. Namun melemah terhadap yen di posisi 4.0099 dari 4.0011.
Begitu pula terhadap poundsterling yang melemah tipis di level 5.4054 dari 5.4026.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.