Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Yustinus Prastowo Resmi jadi Staf Khusus Menkeu Sri Mulyani: Kagok, Sekarang Hati-hati

Perasaan Anda ditunjuk sebagai Staf Khusus Bu Sri, mengingat sebelumnya bapak ini pengamat?Sebenarnya masih kagok.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Yustinus Prastowo Resmi jadi Staf Khusus Menkeu Sri Mulyani: Kagok, Sekarang Hati-hati
ISTIMEWA
Yustinus Prastowo 

Laporan wartawan Tribun, Lucius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat perpajakan Yustinus Prastowo mengaku kagok jadi Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pengangkatan Yustinus termaktub dalam Keputusan Menteri Nomor 189/KMK.01/2020.

Yustinus merasa kagok lantaran sebelumnya dirinya adalah seorang pengamat. Yang bekerja secara independen dan leluasa dalam menyampaikan opini kepada publik.

Jadi Staf Khusus di Kemenkeu berarti lingkup gerak Yustinus kini terbatas. Ia harus berhati-hati dalam beropini.

Baca: Hasil Tes Urine Naufal Samudra Dinyatakan Negatif Gunakan Narkoba

Yustinus pun harus mengemban tugas berat, lantaran ditunjuk jadi Staf Khusus ketika kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami kesulitan karena terpaan wabah pandemi virus corona (Covid-19).

Diakui Yustinus bahwa dirinya menjadikan hal ini sebagai tantangan. Beradaptasi dengan posisi barunya bukanlah hal sulit. Basicnya adalah seorang ekonom. Namun, yang jadi tantangan baginya kini yakni mengentaskan persoalan ekonomi Indonesia yang sedang terpukul karena Covid-19.

Baca: Tiga Kepala Staf Angkatan TNI Ungkap Jumlah Personelnya yang Wafat karena Covid-19

"Sebenarnya saya juga masih kagok. Artinya bahwa saya harus switching dari posisi pengamat yang independen, ibaratnya lebih bebas, lebih leluasa menyampaikan opini, sekarang harus lebih berhati-hati dalam arti saya punya ikatan dengan institusi."

Berita Rekomendasi

"Tapi bagi saya hal itu tantangan. Saya tidak merasa sesuatu yang sama sekali baru karena basic saya sudah di sini juga. Saya mengambil ini sebagai tantangan bagaimana saya bisa mengartikulasikan dan mengimplementasikan apa yang saya miliki, apa itu bisa lebih besar dampaknya," kata Yustinus kepada Tribun, Selasa (14/4/2020).

Berikut petikan wawancara lengkap Tribun dengan Yustinus Prastowo.
Bisa dijelaskan dahulu bagaimana kondisi perekonomian Indonesia di tengah isu covid ini?
Memukul sisi suplai dan demand sekaligus. Kalau ekonomi itu biasanya krisis hanya memukul sisi suplai atau demand. Salah satu dari ini. Tapi sekarang ini dua-duanya.

Baca: Menpora Zainudin Amali Serahkan Keputusan PON 2020 Kepada Presiden Jokowi

Tentu saja ini akan sangat berat, tetapi kalau kita melihat banyak proyeksi dari lembaga-lembaga internasional, melihat Indonesia ini punya potensi mengatasi Covid-19 dengan lebih baik dibanding negara lain. Karena kita punya modal domestik yang kuat.

Sekarang saatnya untuk kita memanfaatkan, mengkapitalisasi modal domestik yang kuat itu. Kita punya konsumsi yang kuat di dalam negeri, sumberdaya manusia yang banyak, sumberdaya alam kita kuat, kebijakan fiskal moneter kita juga hati-hati.

Keberpihakan asing juga termasuk tinggi untuk Indonesia. Kemarin kita global pun kita juga diminati. Menurut saya itu sudah menjadi modal yang bagus karena kita harus tetap waspada dan betul-betul bisa bersatu dalam mengatasi Covid-19 ini.

Apa langkah terbaik yang bisa diambil Indonesia menjaga kestabilan ekonomi saat ini?
Kita harus atasi tiga hal sekaligus. Pertama penanganan dampak Corona terhadap kesehatan masyarakat.

Baca: Luhut Sempat Tanyakan ke Gubernur Anies, Kok Masih Banyak Warga yang ke Jakarta Saat PSBB

Ini harus dikerjakan sungguh-sungguh. Yang kedua bagaimana jaring pengaman sosial bekerja, memastikan kelompok-kelompok masyarakat yang paling tidak beruntung, masyarakat kurang mampu, mendapat perlindungan. Sehingga mereka tetap bisa hidup layak, hidup wajar. Itu yang penting dijaga.

Lalu dunia usaha. Saat ini ada tekanan yang cukup besar di dunia usaha. Maka diharapkan ada insentif, stimulus, yang sekarang sudah mulai digelontorkan pemerintah untuk menjaga supaya industri tidak kolaps, bisa bertahan, dan minimal tidak ada PHK.

Sehingga ketika nanti pemulihan, yakni fase berikutnya, kita bisa start dengan baik karena kita sudah memberikan landasan yang kuat pada dunia usaha.

Baca: Pendaftaran Kartu Pra Kerja Gelombang I Ditutup Besok, Ikuti 3 Langkah Mudah untuk Mendaftar

Sektor bisnis apa yang saat ini paling terdampak?
Hampir semua sektor bisnis terdampak. Tapi ada juga sektor bisnis yang booming. Misal kesehatan, industri alat kesehatan, obat-obatan, farmasi, itu saat ini sedang booming. Termasuk logistik, e-commerce dan lainnya.

Tapi yang terdampak turun lebih besar. Saya kira secara langsung jasa, pariwisata dan lainnya, perdagangan termasuk. Sekarang juga mulai ke manufaktur. Praktis karena tidak ada demand, produksi dari industri juga menurun.

Kapan terakhir bertemu dengan Bu Sri Mulyani?
Sejak Bu Sri kembali ke Indonesia tahun 2016 lalu, saya membantu beliau dengan menjadi saksi ahli. Itu waktu di Mahkamah Konstitusi, karena ada judisial review undang-undang pengampunan pajak.

Setelah itu saya konsisten menjadi pengamat analis pajak, lalu beliau minta saya membantu untuk tim reformasi pajak sebagai advisor. Namun tidak bekerja dan dibayar pemerintah waktu itu, karena ini sifatnya independen.

Baca: Bea Cukai Kepulauan Riau Amankan Kapal Pengangkut Kayu Ilegal

Beberapa kali juga berinteraksi. Sampai akhirnya minggu lalu, beliau menghubungi saya untuk membantu Kementerian Keuangan, terutama dalam mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan fiskal di masa-masa yang berat ini.

Lalu membangun sinergi kelembagaan, membangun komunikasi termasuk mendengar ataupun meminta feedback dari masyarakat. Sehingga harapannya ada masukan-masukan yang baik bagi pemerintah.

Masalah perpajakan yang krusial dalam kondisi saat ini?
Perpajakan sekarang ini memang sangat tertekan. Karena memang situasi tidak memungkinkan untuk memungut pajak dalam kondisi ekonomi turun. Tetapi ini menjadi kesempatan di mana pajak menjadi penolong.

Karena memberi stimulus dan kelonggaran pada waktu pajak supaya semua bisa bertahan dan kelak para pengusaha bisa mendapat stimulus untuk bisa tumbuh lagi.

Baca: Kisah Esti Diroatmodjo Melawan Corona di Spanyol: Jangan Bandel Keluar Rumah

Tantangan saat ini adalah mumpung sedang pandemi, kita harus membangun reformasi perpajakan yang menyeluruh. Sehingga ketika keadaan sudah normal, semua siap dan menjadi baik.

Yang penting lagi adalah karena kita sekarang itu sudah mengandalkan pembiayaan karena pajak turun itu dari pinjaman dari utang, tentu saja kita harus punya kemampuan membayar.
Cash membayar itu tentu dari pajak.

Jadi sekarang dengan menyiapkan sistem yang kuat, lalu kebijakan yang adil dan fair, kita berharap masih banyak partisipasi masyarakat ke depan. Lalu penerimaan pajak bisa optimal. Sehingga nanti kita punya kemampuan membayar utang lebih baik.

Itu yang kita harapkan termasuk membiayai pembangunan ke depan akan semakin mandiri ketika ekonomi kita sudah normal.

Baca: Fadli Zon Pertanyakan Sikap Pemerintah yang Masih Tarik Ulur Larangan Mudik di Tengah Pandemi Corona

Apa yang diharapkan dengan adanya stimulus untuk pengusaha ?
Stimulus sudah diberikan mulai sekarang. Stimulus sudah dikucurkan, untuk menjaga cash flow supaya tidak kolaps.
Nanti ke depan stimulus juga akan berupa rangsangan supaya perusahaan juga sama, punya modal lebih besar ada investasi lebih besar, termasuk dukungan-dukungan supaya biaya pajaknya efisien sehingga mereka itu bisnisnya bisa lebih baik dan lebih kuat. Baru nanti setelah tumbuhnya bagus, pajak mengikuti.

Perasaan Anda ditunjuk sebagai Staf Khusus Bu Sri, mengingat sebelumnya bapak ini pengamat?
Sebenarnya masih kagok.Artinya bahwa saya harus switching dari posisi pengamat yang independen, ibaratnya lebih bebas, lebih leluasa menyampaikan opini, sekarang harus lebih berhati-hati dalam arti saya punya ikatan dengan institusi.

Bu Sri Mulyani sendiri orang yang luar biasa, hebat. Lengkap ya, kepemimpinannya kuat, pengetahuan dan jaringannya luas, dan punya determinasi yang tinggi, sebenarnya tidak terlampau sulit.

Baca: FAKTA Ahmad Riza Patria setelah Dilantik jadi Wagub DKI Jakarta: Beri Janji hingga Cek Ruangan Kerja

Ibaratnya beliau ini sudah punya pegawai lengkap, yang sempurna. Tinggal dalam kondisi ini yang membuat sulit memang ada keterbatasan kontak fisik, keterbatasan membangun relasi, komunikasi dan sebagainya, itu yang mungkin menjadi tugas saya.

Membantu menjadi jembatan supaya komunikasi, informasi, bisa disampaikan lebih efektif, lebih jelas kepada publik, dan juga meminta feedback. Itu yang kita harapkan agar proses kelembagaan lebih kuat.

Baca: Berkat Sinergi, Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Puluhan Juta Rokok Ilegal Ke Wilayah Aceh

Saya optimistis dengan kapasitas Bu Sri Mulyani, Kemenkeu sendiri adalah institusi bintang lima istilahnya, yang sudah punya SDM bagus, kelembagaan kuat, saya kira tidak sulit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas