Hadapi Krisis Ekonomi Akibat Wabah Covid-19, Pemerintah Harus Ambil Tindakan Cepat dan Tepat
Raden Pardede mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mengatasi krisis dengan cepat dan tepat
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor ekonomi di Indonesia kena dampak daripada wabah virus corona atau Covid-19.
Dalam diskusi webinar bertajuk "Optimisme di Tengah Pandemi" hari ini, Rabu (22/4/2020), Ekonom Senior Raden Pardede mengatakan, krisis ekonomi saat ini berbeda seperti yang terjadi pada tahun 1998 silam.
Baca: 11.172 Perusahaan Sudah Kantongi Izin Operasi di Tengah Wabah Virus Corona
Menurutnya, krisis ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19 dirasakan oleh hampir seluruh negara di seluruh dunia, mengingat tidak ada negara yang terbebas dari paparan Covid-19.
Raden Pardede mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mengatasi krisis dengan cepat dan tepat.
Menurutnya, jika pandemi berlangsung lama dan tidak diatasi dengan cepat, bisa menyebabkan krisis berkepanjangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh negatif 3 hingga 4 persen.
Tapi sebaliknya, jika cepat ditangani, ekonomi Indonesia bisa pulih.
Raden Pardede yang pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perusahaan Pengelola Aset, perusahaan pengganti fungsi Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) ini juga mengatakan meski stimulus yang disiapkan pemerintah lebih kecil dibanding negara-negara lain, yakni 2,5% dari PDB, namun kebijakan ini harus didukung.
Kebijakan stimulus yang digelontorkan pemerintah memang berisiko meningkatkan defisit dan jumlah utang negara.
“Namun yang perlu diingat semua pihak bahwa kebijakan stimulus ini menjadi upaya negara membantu rakyatnya, agar tetap bekerja dan bertahan hidup,” tegas Raden Pardede dalam
Jaring pengaman di bidang kesehatan, kata dia, bisa menjadi investasi besar-besaran di fasilitas kesehatan tanah air.
Tak hanya untuk normalisasi dalam rangka mengatasi pandemi saat ini, tapi Raden menilai juga antisipasi potensi pandemi di masa mendatang.
Agar Indonesia tak bergantung negara lain, adaptasi terhadap protokol baru kesehatan yang dilakukan saat ini juga harus diteruskan.
Jaring pengaman dunia usaha dan sektor riil, menurut Raden Pardede tidak bisa menggunakan strategi one-size-fits-all.
Tidak mungkin pemerintah memberikan insentif untuk semua sektor, fokus utama adalah bagaimana dunia usaha bisa bertahan hidup.
Perlu juga memetakan sektor sektor strategis yang diperlukan untuk tetap hidup.
“Supaya saat pulih nanti, sektor–sektor ini akan menyerap banyak tenaga kerja,” kata Raden Pardede.
“Tidak ada resep yang sama untuk semua, jangan sampai pemerintah membantu orang yang tidak perlu,” katanya menambahkan.
Banyak negara melakukan intervensi dalam menghadapi pandemi, di antaranya pemberlakuan lockdown di beberapa negara.
Indonesia, memilih pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang tidak seketat lockdown
Untuk bertahan dan selamat dari ancaman krisis akibat Covid-19 pemerintah Indonesia telah menyiapkan stimulus dengan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 mencapai Rp 405,1 triliun.
Stimulus dibagi menjadi jaring pengaman kesehatan sebesar Rp 75 triliun.
Jaring pengaman sosial dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) dan pelatihan keterampilan kerja sebesar Rp 110 triliun.
Jaring pengaman sektor riil Rp 70,1 triliun, dan jaring pengaman sektor keuangan Rp 150 triliun.
Peraih geIar PhD pada bidang Ekonomi dari Boston University ini juga mengungkapkan stimulus yang disiapkan oleh pemerintah harus dibarengi dengan optimisme, harapan untuk terus hidup dan bertumbuh.
Krisis ini, lanjut Raden Pardede, pasti akan selesai.
Kondisi dunia akan pulih, syaratnya, lanjut Raden Pardede, harus memiliki daya adaptasi yang bagus.
Baca: Atasi Penurunan Harga Jual, KKP Segera Serap Over Supply Tangkapan Nelayan
Untuk itu mengajak semua pihak mendorong pemerintah supaya lebih optimis. Pemimpin-pemimpin politik harus bersatu mendukung pemerintah melakukan kebijakan yang tegas dalam menghadapi pandemi akan menjadi sangat penting.
“Saatnya kita beri ruang pembuat kebijakan untuk melakukan tugasnya dengan baik” tutup Raden Pardede.