Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertama Ddalam Sejarah, Harga Minyak Mentah AS Anjlok di Bawah Nol Dolar

Menurut analis, permintaan yang lebih lemah terkait pandemi Covid-19 dan potensi kelebihan pasokan adalah masalah yang lebih parah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pertama Ddalam Sejarah, Harga Minyak Mentah AS Anjlok di Bawah Nol Dolar
ETF Daily News
ILUSTRASI 

Ketika miliaran orang di seluruh dunia tinggal di rumah untuk memperlambat penyebaran virus corona baru, permintaan fisik untuk minyak mentah telah mengering, menciptakan kelebihan pasokan global.

Beda acuan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus mencermati pergerakkan harga minyak mentah dunia, baik WTI ataupun Brent, terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan Biodiesel 30.

Dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa, Airlangga menjelaskan harga minyak dunia yang turun hingga negatif pada penutupan perdagangan Senin adalah untuk WTI.

Baca: Cerita di Balik Mundurnya Belva Devara dari Posisi Stafsus Presiden

Sedang Indonesia menggunakan basis jenis Brent dengan acuan Mean of Platts Singapore (MOPS).

"Indonesia basis harganya adalah MOPS bukan WTI. MOPS itu itu basisnya adalah Brent,” kata Airlangga di konferensi pers seusai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu.

Baca: Di Balik Polemiknya, Ruangguru Adalah Perusahaan Penanaman Modal Asing Asal Singapura

Airlangga menjelaskan penurunan harga minyak dunia WTI hingga anjlok di bawah 0 dolar AS per barel itu karena rendahnya permintaan akibat pandemi virus corona.

Berita Rekomendasi

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) juga mengikuti standar Brent, bukan WTI.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi atau OPEC pada 9 Maret sebenarnya sudah menyatakan pemangkasan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) atau nyaris setara dengan 10 persen output global.

Namun, pemotongan produksi tersebut, menurut Airlangga, belum cukup untuk mengkompensasi anjloknya permintaan akibat pandemi Covid-19. Akibatnya, minyak dunia standar WTI menjadi minus dan seakan tidak berharga.

“Pemotongan OPEC belum cukup untuk meningkatkan ‘demand shock’ akibat Covid-19,” ujarnya. (tribunnetwork/cnn/fit)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas