Sekjen IPI: 3,5 Juta Pemulung Tetap Kumpulkan Sampah di Tengah Pandemi Covid-19
Para pelaku usaha daur ulang plastik sendiri sekarang berat untuk membeli produk plastik yang dikumpulkan pemulung, karena terkena dampak wacana cukai
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) mencatat sebanyak 3,5 juta pemulung tetap bekerja mengumpulkan sampah di tengah pandemi Covid-19.
Meskipun harganya jatuh dan hampir tidak ada yang membeli plastik yang dikumpulkan, para pemulung terus bekerja untuk membantu masyarakat mengumpulkan sampah dan juga menopang perekonomian mereka sehari-hari.
Para pelaku usaha daur ulang plastik sendiri sekarang berat untuk membeli produk plastik yang dikumpulkan pemulung, karena terkena dampak wacana cukai dan bentuk pelarangan lainnya.
Baca: Cerita Hari Pertama Pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Disambut Pengalaman Menarik & Rasa Kekeluargaan
Baca: Harapan Donald Trump Terkait Rumor Kondisi Kim Jong Un saat Ini, Mengaku Berhubungan Baik
"Harapan kami, Pemerintah Indonesia dapat fokus ke tata kelola manajemen sampah agar tidak perlu ada pelarangan-pelarangan yang sesungguhnya tidak memberi solusi atau kepada masalah sampah di negeri ini," Sekretaris Jenderal IPI Asan Bakri melalui virtual conference, Rabu (22/4/2020).
Susahnya mengumpulkan, menjual plastik bekas juga terjadi karena adanya perubahan dinamika di tengah masyarakat di tengah pandemi ini.
Baca: Dampak Wabah Virus Corona, Industri Daur Ulang Kesulitan Dapat Plastik Bekas
"Industri daur ulang kesulitan mendapatkan bahan baku yang baik karena aktivitas di perkantoran, mall, atau restoran berkurang karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Proses pengumpulan dan transportasi juga terbatas geraknya, belum lagi harga bahan baku yang anjlok. Itu beberapa tantangan yang kami hadapi saat ini," ungkap Wakil Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Justin Wiganda.