DPR: Garuda Perlu Diselamatkan demi Kelangsungan Industri Penerbangan
Penyelamatan Garuda Indonesia bukan hanya dengan menunda kewajiban bayar utang seperti Sukuk 500 juta dolar AS tapi restrukturisasi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus menilai pemerintah harus menyiapkan program penyelamatan BUMN Garuda Indonesia dari krisis Covid-19 dan pemulihan saat pandemi ini berlalu.
“Garuda adalah epicenter industri penerbangan di Indonesia, penyelamatan Garuda sangat penting demi menyelamatkan industrinya,” kata Deddy dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (28/4/2020).
Dia mengatakan, ratusan ribu pekerja di industri penerbangan nasional harus diselamatkan mulai dari ground handling, jasa pengiriman, bandar udara, dan lainnya.
Deddy menjelaskan, penyelamatan Garuda Indonesia bukan hanya dengan menunda kewajiban bayar utang seperti Sukuk 500 juta dolar AS yang jatuh tempo pada Juni 2020, tapi juga melalui restrukturisasi menyeluruh.
Restrukturisasi itu meliputi restrukturisasi operasi, restrukturisasi aspek kecukupan modal, restrukturisasi model bisnis, dan pengaturan arus kas perusahaan.
Baca: Test Drive Renault Triber Bisa Dilakukan dari Rumah, Begini Caranya
Ia mendesak agar Garuda menyiapkan recovery program pasca Covid-19, mulai dari skenario recovery demand, skenario market structure, sampai saatnya kondisi normal.
“Karena impact dari krisis corona ini bisa 3-5 tahun, Garuda dan pemerintah harus bahu membahu menyelamatkan industri penerbangan nasional,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
Baca: Pengamat: Ada Indikasi Pemerintah Akan Bailout Bank Gagal
Maskapai Singapore Airlines beberapa minggu lalu mendapat dana segar 19 miliar dolar Singapura dan 5,3 miliar dolar Singapura penerbitan saham baru, ditambah 9,7 miliar dolar Singapura, dan pinjaman dari DBS sebesar 4 miliar dolar Singapura.
Bantuan serupa juga diterima Qantas yang mendapat 1,1 miliar dolar Australia dari pemerintah negeri Kanguru tersebut demi kelangsungan industri penerbangan.