3 Industri di AS yang Diprediksi Akan Tumbang akibat Covid-19: Awalnya Jaya, Kini Terancam Bangkrut
3 Industri di AS yang Diprediksi Akan Tumbang akibat Covid-19: Awalnya Jaya, Kini Terancam Bangkrut
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona telah membawa dampak pada hampir semua orang di dunia.
Tidak hanya memberi dampak langsung bagi yang sakit, tapi perekonomian juga turut lesu akibat virus ini.
Beberapa sektor industri mengalami penurunan yang tiba-tiba.
Contoh saja industri penerbangan.
CNN melaporkan maskapai penerbangan seluruh dunia mengalami kerugian 113 miliar dollar AS akibat virus corona.
Boeing (BA) berubah dari dominator dunia menjadi pemohon bailout dalam hitungan minggu saja.
Namun, penerbangan dipastikan akan kembali saat pandemi berakhir.
Meski membutuhkan waktu, tapi industri penerbangan diprediksi akan selamat.
Sementara yang lain, mungkin tak seberuntung industri penerbangan.
Melalui artikel di Forbes, pengamat bisnis dari RiskHedge, Stephen McBride, mengungkapkan prediksinya tentang industri-industri apa saja yang mungkin tak akan kembali normal meski pandemi usai.
Menurut McBride, penting untuk mempertimbangkan perlu atau tidaknya berinvestasi di 3 sektor bisnis berikut ini:
Industri Daftar Hitam # 1: Bioskop
Pembuat film Universal baru-baru membuat ledakan di industri film Hollywood.
Film anak-anak "Trolls 2" menjadi film pertama yang dirilis secara online, tanpa melalui bioskop terlebih dahulu.
Keluarga pun bisa menikmati film itu di rumah saja.
Disney mengikuti jejak Universal dengan merilis "Onward" secara digital.
Langkah yang dilakukan pembuat film ini, menurut McBride, adalah sebuah "gangguan."
Bioskop memiliki hak eksklusif soal penayangan film.
Bioskop memiliki waktu 90 hari untuk menayangkan film baru sebelum film itu diputar di berbagai platform.
Begitulah bioskop meraih untung.
Namun bagaimana jika produsen film tak lagi memakai bioskop?
Pembuat film selalu ingin merilis film secara online, tapi bioskop mencegahnya.
Tahun 2011 lalu, Universal mencoba merilis Tower Heist secara online.
Tapi Cinemark (CNK) berkata pihaknya tak akan memesan film itu jika film telah ditayangkan di tempat lain.
Kini bioskop telah ditutup akibat virus corona, membuat pembuat film harus berpikir ulang untuk tetap menjalankan bisnis.
Universal kini akan merilis filmnya secara online, bahkan setelah pandemi berakhir.
Kehilangan hak eksklusif penayangan adalah tanda mati bagi bioskop.
Faktanya, perusahaan bioskop terbesar di dunia, AMC (AMC) telah memasuki pembicaraan kebangkrutan awal minggu ini.
AMC dan pesaingnya telah jatuh 75 persen dalam beberapa tahun terakhir:
Industri Daftar Hitam #2: Department Store atau Pusat Perbelanjaan
Macy's, toko serba ada kelas-atas di Amerika Serikat telah melemah 60 persen sejak Januari.
McBride memprediksi toko-toko fisik seperti Macy's akan dikalahkan oleh toko-toko online.
Virus corona membuat pembeli mengurungkan niatnya mengujungi departement store.
Lockdown telah memaksa warga Amerika Serikat untuk membeli secara online.
Lama kelamaan, belanja online akan menjadi kebiasaan baru bagi mereka, membuat berbelanja di toko fisik menjadi tak berarti.
Industri Daftar Hitam #3: Penyedia Gedung Kantor
McBride menggambarkan bagaimana akan runtuhnya sektor ini melihat dari pengalaman temannya, Trevor.
Trevor memiliki perusahaan pengangkutan di San Francisco.
Ia bekerja dan berbincang secara online dengan CEO yang membawahi 400 karyawannya.
Ia berpendapat Work From Home-nya berjalan baik.
Trevor bahkan berkata ia tak akan memperpanjang uang sewa gedung saat tiba waktunya nanti.
Menurut McBride, virus corona adalah "game changer".
Krisis ini telah memaksa dunia untuk melakukan eksperimen massal, bekerja dari rumah.
Puluhan juta dari kita dipaksa bekerja dari rumah untuk pertama kalinya.
Work From Home sekaligus mengubah pandangan kepada seluruh generasi tentang apa-apa saja yang bisa dilakukan dari jarak jauh.
Setelah berbulan-bulan bekerja dari rumah, orang-orang akan menyadari bahwa mereka sama produktifnya dengan bekerja di kantor.
Pekerja awalnya merasa kesulitan bekerja dari rumah di minggu-minggu pertama.
Tapi lama kelamaan, mereka akan terbiasa.
Bahkan, ketika ditanya tentang kerja jarak jauh, kepala petugas SDM Twitter mengatakan kepada CNBC: "Saya berpikir kami tidak perlu kembali ke cara lama kami dalam bekerja."
Jumlah orang yang bekerja dari rumah akan meningkat.
Ketika 30 persen kantor kosong setiap hari, CEO akan mulai memotong uang sewa.
Sebagai contoh, CEO yang Trevor bicarakan bisa menghemat pengeluaran perusahaan $ 10 juta dalam hal sewa dan biaya lain.
Pergeseran ini merupakan pukulan besar bagi perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan ruang kantor seperti CBRE Group (CBRE) dan Boston Properties (BXP).
Membeli kantor megah di kota-kota seperti New York dan San Francisco menjadi taruhan yang berisiko selama beberapa dekade.
Tren ini akan berbalik karena bekerja dari rumah akan menjadi kebiasaan baru setelah virus corona berakhir.
Tentang Stephen McBride
Stephen McBride adalah seorang investor profesional dan kepala analis di RiskHedge, sebuah perusahaan riset disrupsi.
Stephen McBride dan timnya mencari perusahaan "disrupsi" yang bisa mengubah dunia dan membuat para investor kaya dalam prosesnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.