Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Faisal Basri Kritik Kebijakan PEN Terlalu Banyak untuk Selamatkan BUMN

Ekonom senior Faisal Basri mengkritik kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih condong mementingkan penyelamatan bisnis BUMN

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Faisal Basri Kritik Kebijakan PEN Terlalu Banyak untuk Selamatkan BUMN
Tribunnews.com
Faisal Basri 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri mengkritik kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih condong mementingkan penyelamatan bisnis BUMN ketimbang pemulihan dampak dari Covid-19.

Dia mengatakan paling tidak pemerintah telah menggelontorkan total stimulus Rp152,15 Trilun ke BUMN untuk Penyertaan Modal Negara (PMN), Pembayaran Kompensasi, dan Dana Talangan Investasi.

“Sebetulnya ini semua tidak ada hubungannya dengan Covid-19. Faktanya sebelum Covid-19, pemerintah juga belum bayar subsidi energi yang terlalu banyak makanya namanya dana kompensasi. Sebelum pandemi juga sudah banyak masalah,” ujar Faisal dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (1/6/2020).

Baca: ASDP Siapkan Skenario Hadapi Fase New Normal

Dana PMN senilai Rp25,27 Triliun telah disuntik antara lain ke PT PLN (Persero), PT Hutama Karya (Persero), PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Permodalaan Nasional Madani, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero).

Faisal memaparkan pembayaran kompensasi menelan angka cukup besar yakni Rp94,23 Triliun untuk PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan Perum Bulog.

Baca: Donald Trump Sembunyi di Bunker saat Demo Kasus George Floyd Pecah di Gedung Putih

“Dana kompensasi ini kan sifatnya tidak ada komitmen di dalam APBN. Hasilnya penggantian kerugian ke Pertamina (Rp48,25 Triliun dan PLN (Rp45,42 Triliun) menjadi terbata-bata. Saya prihatin ini kerusahan seperti di AS nanti terjadi juga di Indonesia,” ucapnya

Berita Rekomendasi

Sementara Dana Talangan Investasi, pemerintah memberikan stimulus Rp32,65 Triliun, di antaranya kepada Perum Bulog, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Perum Perumnas, PTPN, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

“Saya harus katakan negara kita ini ugal-ugalan. Kenapa sih negara lain tidak seperti kita karena mereka banyak tabungannya,” imbuhnya.
--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas