Garuda Minta Ada Review Harga Tiket Penerbangan Saat New Normal
Saat ini maskapai harus membeli kepercayaan masyarakat untuk kembali menggunakan pesawat dalam kondisi new normal.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan jika distancing masih diterapkan pada new normal harus ada review harga tiket penerbangan.
"Tentu ini harus dilakukan perubahan dalam review harga, karena untuk menutupi cost penerbangan. Pasalnya bila tetap ada distancing, pesawat hanya bisa mengangkut 50 persen penumpang," kata Irfan daalam konferensi virtual, Selasa (2/6/2020).
Irfan menyebutkan, saat ini maskapai harus membeli kepercayaan masyarakat untuk kembali menggunakan pesawat dalam kondisi new normal, meskipun saat ini behaviour konsumen sudah berubah karena situasi.
"Kami harus meyakinkan mereka saat naik pesawat tidak akan tertular dan menularkan virus, dan itu harus mempersiapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Irfan.
Baca: Lion Air Group Kembali Berhenti Terbang, Biaya Tes PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat
Garuda Indonesia, lanjut Irfan, melakukan riset kecil melalui Garuda Miles. Hasil riset menunjukan, 65 persen pelanggan masih menunggu kebijakan untuk terbang kembali dan sisanya masih mempertanyakan keamanan saat terbang.
Baca: Surat PHK Dikirim Tengah Malam, 181 Pilot Kontrak Garuda Indonesia Kehilangan Pekerjaan
"Maka dari itu, penting sekali memberikan kepastian dan meyakinkan mereka tetap aman menggunakan pesawat. Hal ini agar kelangsungan industri penerbangan tetap berjalan," kata Irfan.
Menurut Irfan, saat ini pengguna pesawat akan berpikir dua atau tiga kali untuk terbang karena ada proses yang menyulitkan mereka untuk berpergian dan akan lebih mahal.
Baca: Sang Istri Juga Dibawa KPK, Tersangka Suap MA Nurhadi dan Menantunya Tidur di Kavling C1
"Seperti test Polymerase Chain Reaction (PCR), yang biayanya lebih mahal dari naik pesawat jarak dekat seperti Jakarta - Surabaya," ucap Irfan.
"Masyarakat harus melakukan test PCR seharga Rp 2,5 juta untuk mendapatkan surat bebas dari Covid-19, dan bila berpergian selama seminggu harus dua kali test, sementara tiket Jakarta-Surabaya hanya Rp 1,5 juta," ucap Irfan.
"Kami juga akan mengkaji mengenai harga tiket, agar masyarakat masih mau membeli tiket pesawat dan tidak dibebani oleh biaya tes PCR," ucap Irfan.
Selain itu Irfan juga menyebutkan, bahwa recovery untuk industri penerbangan pastinya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Mungkin untuk recovery butuh waktu dua sampai tiga tahun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.