Di Tengah Pandemi Covid-19, Target Kerja Rekind pada Proyek Strategis Nasional Bisa Tercapai
kemajuan pekerjaan proyek JTB pada bulan Mei 2020 telah mencapai 64.20% dengan target penyelesaian pada bulan Juli 2021.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Rekayasa Industri (Rekind) memaparkan pencapaian target dalam menggarap proyek strategis nasional di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Satu di antara proyek strategis nasional yang saat ini mampu mencapai target yang ditentukan tersebut adalah Proyek Gas Processing Facility (GPF) Lapangan Unitisasi Gas - Jambaran Tiung Biru (JTB), Bojonegoro, Jawa Timur, milik PT Pertamina EP Cepu (PEPC) – anak perusahaan PT Pertamina (Persero).
Rekind yang tergabung dalam konsorsium bersama JGC IND belum lama ini telah mencapai milestone penting proyek, yaitu pengangkatan Heavy Equipment Selexol dan Regenerator Proyek Gas Processing Facility (GPF) Lapangan Unitisasi Gas - Jambaran Tiung Biru (JTB), Bojonegoro, Jawa Timur dengan total berat 760 Ton.
Pelaksanaan pekerjaan proyek EPC GPF terus berlangsung meskipun di tengah situasi pandemi Covid-19 sehingga kemajuan pekerjaan proyek JTB pada bulan Mei 2020 telah mencapai 64.20% dengan target penyelesaian pada bulan Juli 2021.
“Sebuah kebanggaan bagi Rekind dapat berperan besar dalam mengantarkan proyek strategis nasional milik negara untuk mencapai target yang ditentukan. Saya sangat bersyukur atas capaian ini, meski tim proyek harus berjuang di tengah tantangan wabah Covid-19,” ujar Direktur Utama REKIND Yanuar Budinorman dalam keterangannya, Jumat (5/6/2020).
Tingginya komitmen Rekind dalam melaksanakan sejumlah proyek yang diamanatkan negara juga tergambar dalam pelaksanaan proyek PLTU Lombok CFSPP FTP-2 (2x50MW) di Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Keterlibatan Rekind bersama Rafako S.A (perusahaan pabrikan Boiler asal Polandia) dipercaya untuk mendukung program kelistrikan nasional 35.000 MW dan secara khusus untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di pulau Lombok, NTB.
Di penghujung tahun 2019 Rekind juga telah menyelesaikan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh yang berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, berkapasistas 85 MW milik PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML).
Saat ini Rekind juga tengah melaksanakan Proyek PLTP Rantau Dedap berkapasitas 98,4 MW (2 unit), yang hingga bulan April 2020 kemajuan proyeknya mencapai 81.6%.
Proyek milik PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) ini nantinya akan memasok listrik pada system kelistrikan wilayah Sumatera Selatan.
Capaian lain Rekind juga dalam pembangunan proyek strategis sasional lainnya, seperti dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Dalam pengerjaan proyek milik PT Pertamina (Persero) itu REKIND tergabung melalui Joint Operation (JO) bersama tiga perusahaan EPC dari dalam dan luar negeri yaitu PT Pembangunan Perumahan (PP), Hyundai Engineering Co., Ltd. (HEC) dan SK Engineering & Construction Co., Ltd. (SKEC).
Meskipun dalam pelaksanaan proyeknya yang harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, Proyek RDMP Balikpapan mampu mencapai progress 16,32% diakhir bulan Mei 2020 .
RDMP Balikpapan merupakan proyek vital milik PT Pertamina (Persero) yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dan Negara.
Pembangunan RDMP Balikpapan diyakini akan meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barrel dari kapasitas sebelumnya 260 ribu barrel. Selain itu juga akan meningkatkan volume produk yang dihasilkan kilang Balikpapan.
Di antaranya produksi solar sebesar 23 persen atau 30 ribu barrel per hari, gasoline menjadi 100 ribu barrel per hari dan LPG menjadi 1500 ton per hari, selain itu Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun.
“Ini semua merupakan gambaran komitmen kami untuk selalu menjunjung tinggi profesionalitas dan dedikasi dalam setiap pengerjaan tugas yang diberikan, sehingga mampu mencapai target yang ditentukan, tepat sasaran, tepat biaya dan zero accident. REKIND selalu mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan yang ketat bagi setiap karyawan dan lingkungan hidup di seluruh proyek yang dilaksanakan Rekind sesuai dengan tata nilai perusahaan sebagai wujud dari upaya kehidupan new normal saat ini," tambah Yanuar.
Langkah-langkah itu antara lain, melakukan pengaturan kerja shift, pemeriksaan kesehatan bagi karyawan dan tamu yang memasuki area proyek dan kantor.
Selain itu, penyediaan APD lengkap di proyek dan kantor, tambahan wastafel di area strategis, hingga pemberlakuan work from home atau bekerja dari rumah untuk beberapa karyawan tertentu yang memiliki kondisi khusus, serta pembatasan perjalanan dinas.
Yanuar menggarisbawahi capaian kemajuan pekerjaan diseluruh proyek Rekind di tengah kondisi pandemi ini, adalah berkat arahan kementrian BUMN dan Pupuk Indonesia selaku pemegang saham, serta dukungan, kerja sama dan koordinasi yang baik dari para Stakeholders atau pemangku kepentingan proyek, khususnya pemilik proyek selaku klien Rekind dan mitranya yaitu para vendor serta subkontraktor.
Selain itu yang juga tidak kalah penting adalah dukungan dari masyarakat sekitar lokasi proyek berada dan pemerintah daerah setempat.
“Intinya Rekind tidak akan dapat mengerjakan proyek dengan baik tanpa adanya dukungan dan koordinasi yang baik dari para Stakeholders-nya,” ujar Yanuar.