Terimbas Pandemi, Gelombang PHK Diprediksi Akan Makin Masif
Harryadin mengatakan, pandemi Covid-19 membuat perusahaan cenderung memperkuat bisnis intinya.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Dampaknya, bisnis atau layanan lain akan ditutup, demi menjaga keberlangsung bisnis jangka panjangnya.
Dia menambahkan, dengan kondisi daya beli masyarakat yang sedang turun karena pandemi, perusahaan tidak akan menempuh opsi menaikkan harga jual.
Karena itu pilihan yang lebih rasional diambil adalah melakukan efisiensi usaha.
Menurut ekonom Indef Bhima Yudhistira, tren PHK masih akan berlangsung sebagai dampak dari kebijakan berbagai perusahaan untuk menutup sejumlah layanan mereka dan memperkuat bisnis inti.
“Sebagai dampak dari penerapan strategi kembali ke bisnis inti itu, gelombang PHK tidak akan berhenti di tahun ini.
Angka pengangguran maupun tingkat kemiskinan akan meningkat,” ujar Bhima belum lama ini.
Bhima menilai kondisi yang terjadi di berbagai perusahaan ini harusnya segera ditanggapi pemerintah dengan memperbesar stimulus mengingat realisasi stimulus bagi dunia usaha masih rendah.
Bhima menegaskan, yang mendesak agar segera dilakukan Pemerintah adalah mendorong daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya, menopang keberlangsungan dunia usaha.
Bhima menyebutkan saat ini belum semua UMKM di Indonesia mendapatkan relaksasi kredit.
Sementara di negara tetangga seperti di Malaysia, UMKM-nya mendapatkan hibah dari Pemerintah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.