Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Garuda Gunakan Dua Strategi Ini untuk Bertahan di Tengah Badai Covid-19

Armada Garuda yang biasa membawa penumpang juga dapat membawa kargo untuk memaksimalkan pendapatan kargo dan dari charter pesawat.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Garuda Gunakan Dua Strategi Ini untuk Bertahan di Tengah Badai Covid-19
TRIBUN/DANY PERMANA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen Garuda Indonesia mengambil inisiatif jangka pendek dan jangka panjang untuk merespons dampak Covid-19 pada industri penerbangan.

"Inisiatif jangka pendek, antara lain melakukan optimalisasi pendapatan non-penumpang atau kargo yang dimaksimalkan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra  saat dikonfirmasi, Rabu (15/7/2020).

Irfan mengatakan, armada Garuda yang biasa membawa penumpang juga dapat membawa kargo untuk memaksimalkan pendapatan kargo dan dari charter pesawat.

"Saat ini per harinya Garuda Indonesia melakukan 10 penerbangan yang diisi hanya kargo saja," kata Irfan.

Lanjut Irfan, pihaknya juga melakukan efisiensi biaya kepada pemasok, avtur, maintanance, maupun jasa kebandar udaraan.

"Untuk jangka panjang Garuda Indonesia melakukan hard block strategy pesawat, atau melakukan penerbangan satu kota yang sudah di blok oleh pihak ketiga dan semuanya ditentukan oleh pihak ketiga," ujar Irfan.

Baca: 400 Karyawan Garuda Ambil Tawaran Program Pensiun Dini

Berita Rekomendasi

Dengan pihak ketiga ini, ungkap Irfan, memiliki keahlian yang lebih mendalam dengan memastikan penumpang dari luar negeri bukan dalam negeri.

"Kita harapkan Garuda Indonesia lebih fokus mendatangkan wisatawan, dari pada membawa penumpang ke luar negeri," ucap Irfan.

Baca: Garuda Indonesia Belum Terima Dana Talangan yang Dijanjikan Pemerintah

Irfan juga mengungkapkan, pihaknya juga melakukan restrukturisasi sewa pesawat dengan cara memperpanjang jangka waktu penggunaan pesawat dengan harapan menurunkan sewa pesawat dan terminasi kontrak sewa pesawat yang tidak produktif.

Baca: Garuda Indonesia Bakal Kembalikan Pesawat Bombardier dan ATR, Ini Alasannya

"Semua inisiatif ini tentunya belum cukup menutup gap atas penurunan yang signifikan dibandingkan penurunan biaya dari perusahaan, karena kita juga banyak keterbatasan khusunya mengenai biaya sumber daya manusia," ucap Irfan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas