Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Bilang Tak Perlu Kaget Ekonomi Indonesia Kuartal II Minus 4 Persen

Ryan Kiryanto memperkirakan, ekonomi minus hingga 4 persen seperti pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Editor: Sanusi
zoom-in Ekonom Bilang Tak Perlu Kaget Ekonomi Indonesia Kuartal II Minus 4 Persen
Kontan/Fransiskus Simbolon
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonomi Indonesia dinilai hampir pasti tidak mengalami pertumbuhan pada kuartal II akibat dampak pandemi corona atau Covid-19.

Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Ryan Kiryanto memperkirakan, ekonomi minus hingga 4 persen seperti pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca: Sri Mulyani Sebut Tanggung Jawab Pejabat Baru Kemenkeu Makin Berat

Baca: Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Berpotensi Merosot di Kuartal II 2020

"Ekonomi pada kuartal II mengalami kontraksi atau pertumbuhan ekonomi negatif. Bisa antara minus 3 persen sampai 4 persen dan itu kita tidak perlu kaget, tidak perlu geleng-geleng kepala, tapi ya memang itu kondisinya," ujarnya saat webinar, Jumat (17/7/2020).

Menurutnya, nasib itu tidak hanya menimpa Indonesia sebagai negara berkembang, tapi juga negara maju seperti Singapura hingga minus puluhan persen.

"Kita tidak sendiri, beberapa hari lalu, pemerintah Singapura merilis pertumbuhan ekonomi mereka itu minus 41,2 persen. Namun, ya Singapura baik-baik saja, tidak ada masalah karena nanti mereka akan berbalik arah menguat," kata Ryan.

Lebih lanjut dia merincikan, kontribusi sektor tersier ke perekonomian masih tinggi sebelum pandemi menyerang yakni 4,62 persen.

Berita Rekomendasi

Sektor tersier itu yakni ada perdagangan, transportasi, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa lainnya, termasuk pariwisata.

Namun, Ryan menduga sektor tersier ini akan memberikan kontribusi sangat kecil pada kuartal II dan III nanti, bahkan mungkin sampai kuartal IV.

"Postur ini akan berubah, kontribusi sektor primer akan naik, sementara sektor sekunder akan stabil, dan tersier akan mengecil. Hal itu karena PSBB kuartal II belum dicabut, kuartal III dan IV belum optimal melakukan tindakan mendorong konsumsi, lalu pemulihan sektor pariwisata mungkin agak lama," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas