Langkah Kemendag Buat Produk Mamin Indonesia Makin Dikenal di Mancanegara
Kementerian Perdagangan terus bekerja mendorong semakin terbukanya kesempatan dagang di mancanegara.
Penulis: Sanusi
Editor: Adi Suhendi
Menteri Agus menambahkan, produk makanan dan minuman Indonesia menjadi salah satu sektor yang mampu bergerak positif selama pandemi Covid-19.
Hal ini terlihat dari peningkatan nilai ekspor pangan olahan Indonesia sebesar 7,9 persen pada periode Januari-April 2020 atau sebesar 1,33 miliar dolar AS.
Agus menjelaskan, Kemendag menyusun strategi peningkatan daya saing produk makanan minuman dan kuliner Indonesia.
Strategi itu antara lain; Pertama, menentukan fokus pasar dan produk ekspor khusus untuk produk makanan minuman berbahan baku alami, organik, specialty, dan bumbu olahan sebagai bahan baku kuliner Indonesia.
Kedua, meningkatkan daya saing produk, sumber daya manusia, dan UKM ekspor.
Ketiga, meningkatkan penetrasi pasar.
Keempat, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri.
Kelima, melakukan relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor.
Keenam, pengembangan SDM ekspor di antaranya melalui webinar, pelatihan ekspor, dan program pendampingan ekspor selama pandemi.
Asal tahu saja, pada 2019, ekspor makanan minuman Indonesia tercatat senilai 4,15 miliar dolar AS, atau naik 3,54 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Tren ekspor pangan olahan Indonesia lima tahun terakhir (2015-2019) tercatat sebesar 8,99 persen. Kontribusi industri makanan minuman Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas adalah sebesar 36,40 persen.
Sementara pada kuartal pertama 2020, kontribusi mamin Indonesia terhadap PDB nasional mencapai 19,98 persen.
Menteri Agus menyebut, Kemendag melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) juga terus membuka pasar baru dan menawarkan produk unggulan antara lain kopi, teh, minuman jahe, bumbu masak, berbagai saus siap pakai, rempah-rempah, makanan laut, keripik, mi instan, sarang burung walet, serta produk berbahan baku gula (confectionery products), ke sejumlah negara potensial, seperti Kanada.
Mendag menyebut, industri makanan dan minuman olahan menghadapi tantangan ekspor yang cukup berat karena pandemi juga menyebabkan pembatasan sosial.
Meski begitu, tidak menyurutkan semangat ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia.
Agus yakin produk ini tetap dibutuhkan pasar dunia.