Pertamina Kolaborasi dengan Kimia Farma Tekan Impor Bahan Baku Farmasi
sinergi ini berawal dari penjelasan dan kajian yang dilakukan Pertamina untuk mengoptimalkan bahan baku di Kilang Cilacap
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refinery and Petrochemical dari PT Pertamina (Persero) dengan PT Kimia Farma Tbk melakukan kolaborasi.
Sinergi tersebut dalam rangka mengoptimalkan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi seperti Paracetamol.
Baca: Pertamina Siapkan Kilang Cilacap Produksi Green Avtur Akhir Tahun Ini
Baca: Ditinggal Saudi Aramco, Pertamina Cari Mitra Baru untuk Garap Proyek Kilang Cilacap
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa sinergi ini sesuai arahan Presiden Jokowi untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional dan sekaligus membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia di sektor farmasi.
Hal itu mengingat 95 persen dari total kebutuhan bahan baku farmasi Indonesia masih dipasok melalui impor.
Menurut Budi, sinergi ini berawal dari penjelasan dan kajian yang dilakukan Pertamina untuk mengoptimalkan bahan baku di Kilang Cilacap menjadi bahan baku farmasi.
“Tidak sampai satu bulan kajian sudah keluar. Saya bangga dan mengucapkan selamat kepada tim Pertamina atas kegesitannya dan kecepatannya merespon permintaan pemegang saham dalam hal ini Pemerintah,” katanya pada sambutannya dalam acara penandatangan MoU tersebut pada Jumat (24/7/2020).
Pemerintah berharap kesepakatan ini dapat ditindaklanjuti segera menjadi kerjasama yang lebih konkret.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan Pertamina telah menetapkan bahwa produk Petrokimia menjadi business line yang menjadi andalan di masa depan ketika terjadi transisi energi.
“Untuk itu, Pertamina mencoba identifikasi peluang untuk masuk pada bahan baku farmasi dan logistik. Dan gayung bersambut dengan Kimia Farma dan kita sudah melakukan penjajakan. Kami berterima kasih atas support Pemerintah,” ujarnya.
Menurut Nicke, secara teknis Pertamina telah melakukan kajian awal proyek dan selanjutnya kolaborasi bersama Kimia Farma untuk diformulasikan dalam bentuk perjanjian kerja sama.
Untuk mendukung realisasinya, Kilang Cilacap sudah dipersiapkan dan salah satunya untuk pengolahan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir mengatakan bahwa penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kimia Farma ini berupa sinergi kerjasama industri dalam pengembangan penyedia bahan baku farmasi, yang meliputi aspek tekno-ekonomi dan aspek penelitian dan pengembangan.
“Satu hal yang menjadi fokus kami, bahwa integrasi bisnis di Holding BUMN Farmasi perlu diiringi dengan menggandeng partner strategis untuk memperkuat kemampuan kompetitif. Utamnya dalam menjamin suplai bahan baku farmasi dan pengembangan produk Petrokimia, sehingga kami berharap dapat merasakan efisiensi dari kerjasama bisnis ini,” kata Honesti.