Tragis, Ekonomi Amerika Serikat Diramal Minus Hingga 35 Persen
Saat ini pelaku pasar menanti pengumuman rillis data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, data ekonomi terbaru di Amerika Serikat (AS) mulai tidak terlalu baik, satu di antaranya klaim pengangguran mingguan.
Hans menjelaskan, saat ini pelaku pasar menanti pengumuman rillis data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II. "Dengan konsensus analis memperkirakan ekonomi AS minus 35 persen," ujarnya, Minggu (26/7/2020).
Sementara itu, lanjut dia, nasib ekonomi Zona Eropa berbeda dari AS dengan menunjukan tanda perbaikan setelah pelonggaran lockdown menjadi sentimen positif pasar.
"Tetapi diperkirakan belum akan kembali sebaik sebelum krisis Covid-19," kata Hans.
Baca: Bisnis Kembali Menggeliat, Tapi Infeksi Covid-19 Meningkat
Menurutnya, sentimen positif dana pemulihan 750 miliar euro atau setara 862 miliar dolar AS sudah rendah atau tidak terlalu kuat lagi.
Disisi lain, kelanjutan konflik China dan AS kembali menjadi perhatian pelaku pasar menyusul aksi saling tutup konsulat kedua negara di Houston dan Chengdu.
Baca: Update Corona 26 Juli 2020: 10 Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi, Jawa Timur Tembus 20.000
"Risiko jangka pendek terbesar saat ini adalah satu negara baik AS maupun China melangkah lebih jauh dan melanggar kesepakatan perjanjian fase satu. Hal ini dapat membuat berlanjutnya perang dagang kedua negara," pungkasnya.