Harga Sepeda Brompton Basic Capai Rp 50-60 Juta, Diduga karena Permainan Bisnis
Saat ini harga sepeda Brompton dapat mencapai Rp 50-60 juta per unit. Namun, tidak sedikit yang memiliki sepeda lipat tersebut. Berikut penjelasannya.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
Ternyata, ada pula masyarakat yang mau membeli dengan harga tinggi.
"Nah ini jadi cek ombak, pasang harga segini, ternyata ada yang beli, akhirnya terus-terus aja dinaikin harganya, nah masalahnya ada yang beli juga," ungkap Baron.
Sementara itu Baron menyebut tidak ada komponen yang terlalu dispesialkan dari Brompton.
Mahalnya harga Brompton disebut karena tingginya nilai brand dan spekulan penjual.
"Spekulan aja jadi mahal, kalau dari komponen, Brompton ya gitu-gitu aja dari dulu," ungkapnya.
Baca: Nagita Slavina Cuek Dikasih Sepeda Rp 100 juta, Raffi Ahmad Ubah Brompton Jadi Roda Empat
Pengaruh Penyelundupan Brompton di Garuda Indonesia
Diketahui, pada Desember 2019 lalu terdapat kejadian penyelundupan Brompton di maskapai Garuda Indonesia.
Saat itu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) juga menyita onderdil Harley Davidson dan dua buah sepeda lipat Brompton.
Harley Davidson dan sepeda Brompton itu diselundupkan dari Prancis ke Indonesia.
Baron membantah kejadian tersebut mempengaruhi minat dan harga Brompton di Indonesia.
"Sebenarnya yang namanya Brompton kalau bicara harga, memang dulu udah mulai naik, tapi wajar," ungkap Baron.
Namun, Baron menyebut saat ini harga Brompton memang tidak wajar.
"Sekarang karena pandemi, kemudian banyak pemain baru, spekulan yang memasang harga tinggi," ujarnya.
Baca: Sri Mulyani Beber Aib Penyelundupan Harley Davidson Dirut Garuda di Forum Bank Dunia
"Kalau masalah kasus penyelundupan Brompton di maskapai ya hanya kebetulan," ungkap Baron.
Diketahui, kegiatan bersepeda menjadi tren di era pandemi.
Pengamat menyebut tren ini tidak hanya terjadi di tingkat nasional.
Melainkan, hampir seluruh dunia mengalami kenaikan tren pesepeda.
Faktor kesehatan dan dibatasinya olahraga indoor di masa pandemi Covid-19 dinilai sebagai penyebab naiknya minat bersepeda.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)