Riset CSIS: UMKM Mitra Grab di Bali Kontribusi Ekonomi Rp 889 Miliar
Grab Indonesia hari ini meluncurkan #TerusUsaha di Bali pada Selasa (4/8/2020) hari ini, sebagai upaya untuk membantu UMKM di Bali.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Grab Indonesia meluncurkan #TerusUsaha di Bali pada Selasa (4/8/2020) hari ini, sebagai upaya untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) di Bali agar dapat bertahan di tengah pandemi dan berkembang di era tatanan baru pasca Covid-19.
Mengapa Bali dipilih Grab Indonesia? CSIS dan Tenggara Strategics merilis studi yang menemukan bahwa pekerja lepas dan UMKM di Bali dalam platform Grab berkontribusi sebesar Rp 889 miliar bagi perekonomian Bali.
Itu artinya, Grab Indonesia telah membantu mengembangkan ketahanan perekonomian Bali, yaitu melalui pengembangan bisnis pekerja lepas dan UMKM melalui program digitalisasi yang ditawarkan Grab.
Baca: Program #TerusUsaha Grab Genjot Pendapatan Warung hingga 70%
Hari ini (4/8/2020), CSIS dan Tenggara Strategics merilis studi yang dilakukan di bulan Januari 2020 di Provinsi Bali tersebut
Riset ini menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi kota Denpasar.
Mitra dan agen Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal (yang merupakan 56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab, serta meningkatkan kualitas hidup mereka sebesar 17%.
Adanya peningkatan dan pemasukan mitra pengemudi, merchant, dan agen Denpasar
Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Denpasar yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 35% menjadi Rp 48,6 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen Denpasar meningkat 13% menjadi Rp12,8 juta per bulan sejak bergabung.
Sebanyak 69% mitra merchant GrabFood Denpasar juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike dengan peningkatan pendapatan hingga 112% menjadi Rp11,4 juta per bulan dan 107% menjadi Rp 5 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Baca: Ganjar Pranowo dan Hendrar Prihadi Kompak Apresiasi #TerusUsaha dari Grab
Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 9% mitra pengemudi GrabCar dan 32% mitra pengemudi GrabBike di kota Denpasar baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Grab buka akses perbankan dan investasi bagi mitra pengemudi Denpasar
Lebih penting lagi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin. 84% mitra pengemudi GrabBike dan 81% mitra pengemudi GrabCar sekarang rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp1 juta hingga Rp1,6 juta.
Sebanyak 63% dari mitra pengemudi GrabBike dan 85% mitra pengemudi GrabCar juga mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka.
Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.
Grab buka kesempatan usaha mitra merchant dan agen di Denpasar
Riset tersebut menjelaskan 9% mitra merchant GrabFood di kota Denpasar terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena adanya GrabFood dan 17% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya. Seiring dengan tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka.
Sebanyak 23% mitra merchant GrabFood dan 4% agen GrabKios di kota Denpasar rata-rata menambah 2 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.
Baca: Program #TerusUsaha di Yogyakarta, Grab Sediakan 3 Hal Ini Untuk Pelaku UMKM
Lionel Priyadi, Senior Economist Tenggara Strategics, percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia dalam perjalanannya menuju pemulihan ekonomi.
“Kesiapan secara digital akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Pada akhirnya, meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” ungkap Lionel.