YLKI Klaim Banyak Terima Aduan Masyarakat Selama Pandemi, 33 Persen Terkait Produk dan Alkes
YLKI menyatakan, sejak ada pandemi Covid-19, pasokan produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer hingga obat-obatan menjadi langka.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Pengurus Harian Yayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menyebutkan sebanyak 33 persen pengaduan masyarakat terkait produk kesehatan.
Pengaduan terkait produk kesehatan ini, lanjut Tulus, terjadi selama pandemi Covic-19. Jumlah pengaduan tersebut pada rentang waktu Maret hingga Juli 2020.
"Dari 33 persen pengaduan, meliputi keluhan masker, hand sanitizer dan obat-obatan yang sulit didapatkan selama pandemi," ucap Tulus dalam konferensi pers virtual, Senin (10/8/2020).
Tulus mengatakan, sejak ada pandemi Covid-19, pasokan produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer hingga obat-obatan menjadi langka.
"Hal ini karena tiga produk ini menjadi fokus dan perhatian utama masyarakat, karena adanya penyebaran Covid-19," ujar Tulus.
Baca: Harga Masker Mahal Mendominasi Aduan Konsumen ke YLKI Selama Pandemi
Selain itu Tulus juga mengungkapkan, pada rentang Maret hingga Juli 2020 adanya aduan terkait pelayanan masyarakat sebesar 2,7 persen.
Baca: YLKI: Faktor Ekonomi Jadi Alasan Maraknya Klaim Obat Penyembuh Covid-19 di Masyarakat
"Menurut aduan masyarakat, pelayanan rumah sakit menjadi menurun semenjak adanya pandemi Covid-19 ini," ucap Tulus.
Kemudian menurut Tulus, layanan kesehatan BPJS masyarakat banyak ditolak oleh rumah sakit dengan alasan-alasan tertentu.
Tetapi Tulus menjelaskan, aduan terkait produk dan layanan kesehatan yang diterima YLKI bukanlah yang tertinggi. Aduan tertinggi, menurutnya, menyangkut pengembalian dana dan pengaturan jadwal ulang berbagai layanan yang mencapai 38 persen.