Harga Emas Melesat, Hartadinata Kantongi Laba Rp 78,8 Miliar
Deny Ong mengatakan, perusahaan juga memperoleh laba bersih sesuai target awal 2020 sebesar Rp 78,8 miliar.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen dan penyedia perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membukukan pendapatan Rp 1,96 triliun pada kuartal II 2020, naik 10,73 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu Rp 1,77 triliun.
Chief Financial Officer (CFO) Hartadinata Abadi Deny Ong mengatakan, perusahaan juga memperoleh laba bersih sesuai target awal 2020 sebesar Rp 78,8 miliar.
Baca: Makin Berkilau, Produsen Emas Ini Targetkan Bisa Buka 100 Gerai Hingga 2021
“Pertumbuhan pendapatan Hartadinata pada kuartal I 2020 didorong oleh kenaikan harga emas, peningkatan penjualan kepada pihak grosir sebesar 7 persen. Selain itu, peningkatan penjualan dari toko milik Hartadinata sebesar 19,2 persen," ujarnya saat teleconference, (12/8/2020).
Sementara, Deny menjelaskan, pendapatan Hartadinata kuartal II 2020 tidak hanya didorong oleh kenaikan harga emas cukup tinggi, tetapi juga meningkatnya permintaan logam mulia.
"Karena itu, perolehan laba bersih perusahaan masih sesuai dengan target awal tahun 2020 meskipun lebih rendah jika dibanding kuartal II 2019. Hal tersebut karena adanya kewajiban tambahan dampak dari hasil penerbitan MTN (medium term notes) dan juga obligasi berkelanjutan tahun 2019 lalu," katanya.
Pada kuartal I 2020, volume penjualan Hartadinata didominasi pasar perhiasan kadar rendah untuk segmen kelas menengah bawah dengan kontribusi 68,9 persen terhadap total pemasaran produk.
Penetrasi produk di pasar kelas menengah bawah ini dilakukan dengan meluncurkan koleksi perhiasan Journey of Love sebagai produk andalan Maret lalu.
Kemudian dengan meningkatnya harga emas tahun 2020 dan juga permintaan akan logam mulia mulai kuartal II, perusahaan memutuskan untuk meningkatkan pengadaan produk dari pecahan 0,1 gram sampai 100 gram.
"Tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Terutama, bagi yang ingin berinvestasi di logam mulia selain perhiasan emas," kata Deny.
Di tempat sama, Chief Executive Officer (CEO) Hartadinata Abadi Sandra Sunanto menambahkan, tahun 2020 sangat menantang bagi para pelaku bisnis, apalagi dengan adanya pandemi corona atau Covid-19.
"Pandemi Covid-19 berdampak dahsyat pada perekonomian dunia. Meski begitu, Hartadinata berhasil melalui kuartal I dan II 2020 dengan kinerja cukup baik dan kami tetap optimis meraih target bisnis hingga akhir 2020," pungkasnya.