Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bos Freeport Minta Penundaan Setahun Bangun Industri Smelter Tembaga, Alasannya Ini Proyek Rugi

Pengolahan dari konsentrat menjadi katoda tembaga yang dilakukan di smelter nilai tambahnya mini, yakni hanya 5 persen.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Bos Freeport Minta Penundaan Setahun Bangun Industri Smelter Tembaga, Alasannya Ini Proyek Rugi
Ria Anatasia
Dirut PT Freeport Indonesia, Tony Wenas usai penyerahan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Dirjen Minerba Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (21/12/2018). 

Terlebih, serapan pasar di dalam negeri juga belum terbentuk. Tony memberikan gambaran, saat ini PTFI memiliki satu smelter tembaga, yakni PT Smelting dengan komposisi kepemilikan 20%.

Dari Smelting, ada sekitar 300.000 katoda tembaga yang diproduksi per tahun. Dari jumlah itu, hanya 50% atau sekitar 150.000 ton yang mampu diserap oleh pasar domestik.

Saat proyek smelter baru PTFI jadi, Tony berharap agar industri dalam negeri juga bisa tumbuh untuk menyerap produk yang dihasilkannya.

"Jadi kalau itu terus berlangsung (membangun smelter), dengan hasil 600.000 ton katoda tembaga, 100% akan diekspor. Kecuali industri hilirnya tumbuh pesat dalam waktu 4 tahun ke depan," imbuhnya.

Terkait dengan progres pembangunan smelter, Tony mengungkapkan bahwa proses pengerjaan proyek smelter yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur tersebut masih belum bergerak.

Dia berdalih, proses pengerjaan masih terhenti lantaran masih terhalang pandemi covid-19. "Secara fisik (pengerjaan proyek smelter) belum dilakukan kembali, karena masih ada pembatasn situasi covid," katanya.

Kendati begitu, ia mengklaim proses administratif seperti studi-studi dan detail design terus berlanjut.

Berita Rekomendasi

Asal tahu saja, progres pembangunan smelter tembaga PTFI masih jauh di bawah target. Hingga Juli 2020, progres pembangunan smelter baru mencapai 5,86%, di bawah target yang telah ditetapkan sebesar 10,5%.

Dengan dalih kondisi pandemi ini, Tony pun tetap masih meminta agar jadwal pembangunan dan pengoperasian smelter bisa ditunda hingga satu tahun dari target. "Mundur 12 bulan," pintanya.

Meski pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM dan juga Komisi VII DPR RI sudah menyatakan penolakan untuk mengabulkan permohonan tersebut, tapi Tony masih berharap akan ada penyesuaian jadwal.

Baca Juga: Tolak penundaan smelter Freeport, Dirjen Mineba: Jangan menyerah sebelum kita mati!

 

PTFI, kata dia, masih bernegosiasi dan menunggu keputusan resmi Ditjen Minerba Kementerian ESDM. "Kami belum dapatkan jawaban dari pemerintah katanya ditolak atau apa. kami masih diskusi terus sama pemerintah," sambungnya.

Saat ditemui selepas Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI, Kamis (3/9) kemarin, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menegaskan bahwa pembangunan smelter harus tetap dilakukan sesuai jadwal. "Tidak ada yang berubah, kerjakan terus," kata Ridwan.

Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id, sebelumnya Ridwan mendesak agar PTFI berupaya semaksimal mungkin untuk mengejar target yang sudah ditetapkan.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas