Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pentingnya Kolaborasi Antar-UKM Saat Usaha Terkena Imbas Pendemi Covid-19

Pelaku UMKM sebaiknya melakukan kolaborasi, misalnya dua usaha berbeda agar dapat saling melengkapi kelemahan satu sama lain.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pentingnya Kolaborasi Antar-UKM Saat Usaha Terkena Imbas Pendemi Covid-19
Warta Kota/Instagram @sandiuno
Sandiaga Uno bertemu warga ketika beristirahat di Rest Area Jalan Tol Jakarta-Merak pada Kamis (6/8/2020) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menghadapi dampak pendemi Covid-19, pelaku UMKM sebaiknya melakukan kolaborasi, misalnya dua usaha berbeda agar dapat saling melengkapi kelemahan satu sama lain.

Cara ini juga akan membuat kinerjanya dapat lebih efektif dan efisien dan keduanya mendapatkan win-win solution.

"Kolaborasi dalam bisnis akan menumbuhkan inovasi, membangun network, memangkas biaya bisnis, menyelesaikan masalah dan bermanfaat untuk pengembangan usaha," kata pengusaha nasional, Sandiaga Uno saat webinar IYES Goes To Campus-DEMA UIN Alauddin Makassar, Sabtu (5/9/2020).

Baca: Pelaku UMKM Masih Bisa Daftar untuk Dapat BLT 2,4 Juta dari Pemerintah, Begini Caranya

Dari kolaborasi, kata Sandiaga bisa belajar banyak hal baru dari mitra yang bisa meningkatkan kemampuan usaha kita menyampaikan value.

Saat ini sebanyak 99 persen ekonomi digerakkan UMKM bahkan 97% lapangan kerja diserap UMKM dan 60% PDB ekonomi disumbang UMKM namun hanya tiga dari sepuluh orang yang menjadi pengusaha.

Sejumlah spek yang harus diperhatikan dalam membentuk kolaborasi yang tepat dalam situasi new normal.

Baca: Mulai Hari Ini, PLN Beri Diskon Tambah Daya 75 Persen ke UMKM dan IKM

Berita Rekomendasi

Salah satunya adalah memperhatikan cakupan dan durasi kolaborasi karena kolaborasi bukan open-ended. Pastikan kolaborasi sesuai target.

Selain itu, penting pula untuk memperhatikan tren konsumen yang sangat dinamis dan berubah-ubah secara cepat dan maksimalkan digital marketing untuk menggaungkan kolaborasinya.

Perlu juga ditinjau melalui monitoring dan evaluasi dari kolaborasi kita.

“Kuncinya kita harus bisa beradaptasi dengan hasil outcome dan performa dari kolaborasi untuk menentukan whether to stop or lanjut,” kata Sandi.

Kolaborasi sendiri, kata Sandi tidak harus dengan brand besar atau selebriti terkenal.

Jika ada satu usaha yang memiliki proses produksi yang bagus, ketekunan atau konsistensi dari segi produksi, meski bukan brand besar maka jangan ragu untuk berkolaborasi.

“Kolaborasi adalah bagian silaturahim, dimana pasti itu ada rezeki. Kita tunggu cerita-cerita sukses dari kolaborasi teman-teman,” tegasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas