Pentingnya Kolaborasi Antar-UKM Saat Usaha Terkena Imbas Pendemi Covid-19
Pelaku UMKM sebaiknya melakukan kolaborasi, misalnya dua usaha berbeda agar dapat saling melengkapi kelemahan satu sama lain.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Sandi juga menuturkan, ada tiga tips bagi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Hal pertama bagi UMKM adalah melakukan pivot.
"Satu, pivot. Kita ubah strategi dan model bisnis kita," tuturnya.
Dengan melakukan pivot dengan mengubah sistem penjualan menjadi pre-order.
Dengan begitu, UMKM akan menerima uang tunai terlebih dahulu atau dikenal dengan konsep cash is king.
Kemudian, uang yang telah diterima tersebut dikelola secara ketat dengan mengatur pengeluaran.
Ini merupakan tips berikutnya.
"Dengan pengelolaan keuangan yang ketat ini, risikonya juga turun, akhirnya ongkosnya juga turun, harga jualnya juga bisa turun sehingga mudah-mudahan bisa mendapatkan kesetiaan pelanggan," tegasnya.
Lalu, tips terakhir Sandi menyarankan UMKM membangun jejaring komunitas untuk dapat bertahan.
Terlebih lagi, terdapat tren yang sedang berkembang mengenai kebanggaan dalam menggunakan produk lokal.
Tren itu yang dapat menjadi peluang pasar baru bagi UMKM.
"Ini ada big emerging trend dan punya satu komoditas sendiri, ini yang disebut sebagai ekosistem. Akhirnya kita bisa bertahan karena ekosistem ini yang menjadi pasar kita," tukasnya.
Anggota Komisi XI dari Fraksi Gerindra yang juga sebagai Founder Kahmipreneur Kamrussamad menjelaskan, selama Pandemi ini ada sebanyak ada sebanyak 300.000 laporan dari para pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.
Dari Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penlitian Ekonomi (P2E) menunjukkan adanya mengalami penurunan penjualan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akibat Covid-19
Berangkat dari data tersebut, dia mengherapkan pemerintah bisa memberikan jalan untuk penumbuhan kembali.