BPDP-KS Dorong Produksi Hand Sanitizer Berbahan Utama Sawit
Eddy Abdurrachman menekankan hand sanitizer berbahan sawit ini untuk menurunkan penularan Covid-19z
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) bekerja sama dengan Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB) mendorong produksi hand sanitizer berbahan utama sawit.
Direktur Utama BPDP-KS Eddy Abdurrachman menekankan hand sanitizer berbahan sawit ini untuk menurunkan penularan Covid-19z
"BPDP-KS memfasilitasi dukungan pengadaan hand sanitizer, hand soap anti septic dan anti bakteri untuk wilayah Jabodetabek dengan bekerja sama dengan Badan Layanan Umum Kesehatan di wilayah Jabodetabek," terang Eddy di Gedung Prijadi Praptosuhardjo, Kementerian Keuangan, Minggu (6/9/2020).
Selanjutnya, tindak lanjut distribusi akan diberikan kepada rumah sakit yang berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) sebagai arahan Menteri Keuangan dalam bekerja sama dengan BLU kesehatan dalam rangka menekan penyebaran Covid-19.
Baca: Hati-hati! Sering Gunakan Hand Sanitizer Berisiko Menumbuhkan Bakteri dan Virus Ganas Baru di Tangan
Baca: Cegah Penyebaran Covid-19, 2.000 Hand Sanitizer Disumbangkan ke Warga Sleman
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) merupakan unit organisasi noneselon di bidang pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto menambahkan, distribusi hand sanitizer sawit diberikan kepada daerah-daerah berzona merah dari virus Covid-19 di berbagai lokasi di Indonesia.
Andin menyampaikan tercatat ada sebanyak 10.000 pcs yang disebarkan ke masing-masing daerah dengan tingkat kasus tertinggi di Indonesia.
"Tujuan BPDP-KS dan SBRC mengadakan program ini adalah untuk menurunkan angka perluasan penyebaran virus Covid-19 terutama pada zona merah yang terinfeksi di Indonesia," terangnya.
“Kegiatan ini merupakan implementasi kebijakan Indonesia bahwa kita menghasilkan produk kesehatan yang dihasilkan dari salah satu kekayaan alam di Indonesia, melalui penggunaan teknologi yang dihasilkan oleh anak bangsa kita sendiri dan melibatkan kegiatan ekonomi rakyat melalui usaha kecil menengah," tambah dia.